> >

Waspada, Ini Bahaya Tersembunyi jika Gigi Ompong Dibiarkan Saja

Kesehatan | 25 Oktober 2024, 06:20 WIB
Ilustrasi gigi ompong (Sumber: Unsplash)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kehilangan gigi memengaruhi individu di semua kelompok usia, termasuk mereka yang berada di usia produktif.

Kejadian terbanyak terjadi pada individu berusia 65 tahun ke atas, yaitu sebesar 46,5 persen.

Selanjutnya, gigi ompong banyak dialami kelompok usia 55-64 tahun sebesar 37,2 persen, usia 45-54 tahun sebesar 26,4 persen, dan usia 35-44 tahun sebesar 18 persen.

Mungkin hanya sedikit orang yang menyadari bahwa efek gigi ompong bisa membuat estetika dan struktur wajah berubah, terbukti penggunaan gigi palsu di Indonesia hanya 3,1 persen.

Baca Juga: Studi Ungkap Sarapan Kurang Bergizi Ternyata Bikin Anak Lemot dalam Belajar

Ketua Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM), drg. Murti Indrastuti M.Kes., Sp. Pros (K) menjelaskan, mengenai pengaruh gigi ompong dengan perubahan struktur wajah. 

Murti mengatakan, kehilangan gigi bisa menimpa individu di semua rentang usia dengan berbagai penyebab.

"Mulai dari perilaku kesehatan gigi yang buruk maupun diet tinggi gula yang mengakibatkan gigi berlubang dan harus dicabut, trauma pada gigi akibat kecelakaan, gum disease, kebiasaan merokok yang memperburuk kondisi gigi, hingga kondisi lainnya," terang Murti mengutip Kompas.com pada Kamis (24/10/2024).

Jika gigi ompong dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi ini bisa mengubah struktur wajah.

"Tanpa gigi, tulang rahang lambat laun akan menyusut, membuat wajah terlihat lebih tua dan cekung, yang berpengaruh pada penampilan seseorang," terangnya.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU