> >

Selebgram Ella Nanda Meninggal saat Sedot Lemak, Kenali Efek Samping dan Risikonya

Kesehatan | 30 Juli 2024, 19:15 WIB
Ilustrasi proses sedot lemak. (Sumber: Kementerian Kesehatan)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sedot lemak atau liposuction adalah prosedur kosmetik yang kian populer untuk menghilangkan lemak berlebih di tubuh. Namun, seperti prosedur medis lainnya, sedot lemak tidak lepas dari risiko serius, termasuk kematian. 

Kasus terbaru selebgram Ella Nanda Sari yang meninggal dunia setelah menjalani sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat, menjadi contoh tragis dari bahaya prosedur ini.

Ella Nanda Sari, selebgram berusia 24 tahun asal Medan, Sumatera Utara, datang ke klinik kecantikan WSJ Klinik di Depok untuk menjalani sedot lemak. 

Berdasarkan keterangan dari Rikardo Siahaan, pengacara WSJ Klinik, Ella datang sendiri dan menjalani proses administrasi sebelum memasuki ruang tindakan.

Prosedur sedot lemak pada lengan pertama berjalan lancar tanpa masalah. Ella bahkan sempat mengabadikan hasilnya dengan kamera ponselnya. Namun, masalah mulai muncul saat dokter melanjutkan prosedur pada lengan kedua. 

Ella sempat mengigau, sehingga dokter menghentikan tindakan dan memberikan infus. Dokter kemudian menemukan adanya pembuluh darah yang pecah.

Ella segera dilarikan ke RS Bunda di Depok, namun sayang nyawanya tidak tertolong setibanya di rumah sakit. 

Rikardo menjelaskan bahwa WSJ Klinik telah melakukan pengecekan laboratorium sebelum prosedur untuk memastikan kondisi kesehatan Ella. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Ella dalam kondisi baik dan siap menjalani sedot lemak. 

“Dalam proses sedot lemak, jika klinik kecantikan tidak dilengkapi pengecekan laboratorium, pasien akan diminta melakukan pengecekan di laboratorium rumah sakit mana pun, agar dokter klinik kecantikan mengetahui kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan,” ujar Rikardo dalam pernyataannya, Senin (29/7/2024).

Baca Juga: Selebgram Ella Nanda Tewas Usai Jalani Sedot Lemak, Klinik Siap Tanggung Biaya Pendidikan Anaknya

“Setelah jalani rangkaian pemeriksaan termasuk tensi darah yang hasil pemeriksaannya normal, korban langsung melakukan tindakan,” imbuhnya.

Namun, muncul informasi bahwa Ella tidak jujur mengenai kondisi kesehatannya. Ia mengaku sudah istirahat dua hari sebelum tindakan, padahal baru saja tiba dari Medan.

“Dokter klinik langsung bertindak cepat, hingga akhirnya saat dalam perjalanan, dokter baru mengetahui kalau korban menjawab tidak jujur, lantaran saat ditanya sudah istirahat, korban menjawab dua hari sudah istirahat, namun saat ditanya oleh sopir yang mengantar, korban dijemput di bandara, saat itu korban baru tiba dari Medan,” jelasnya.

Pihak WSJ Klinik telah mengurus pemulangan jenazah Ella ke Medan dan melakukan mediasi dengan keluarga korban. Keluarga korban dan klinik telah mencapai kesepakatan damai. 

“Dengan mediasi ini akhirnya keluarga korban dan juga pihak klinik kecantikan sepakat berdamai,” pungkasnya.

Lantas, seperti apa efek samping dan risiko dalam melakukan proses sedot lemak?

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sedot lemak adalah prosedur pembedahan yang menggunakan teknik penyedotan untuk menghilangkan lemak dari area tubuh tertentu seperti perut, pinggul, paha, bokong, lengan, atau leher. 

Dikenal juga dengan liposuction, prosedur sedot lemak berfungsi untuk membentuk postur tubuh menjadi lebih ideal dan lebih baik.

Untuk menentukan apakah seseorang bisa menjalani sedot lemak, beberapa faktor harus dipertimbangkan, yaitu:

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU