Ahli Gizi Sarankan Jangan Keseringan Bawa Nasi dan Mi Jadi Bekal Anak, Bisa Diterapkan Mulai Besok
Kesehatan | 10 Juli 2024, 22:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sarapan dan bekal yang penuh dengan karbohidrat seperti kombinasi mi instan dan nasi ternyata membahayakan tumbuh kembang anak, terutama jika diberikan secara berlebihan tanpa asupan gizi lainnya.
Ahli gizi masyarakat DR.dr. Tan Shot Yen, M.hum menerangkan, pemberian makanan yang hanya mencakup karbohidrat sebaiknya dihindari karena anak-anak bukanlah orang dewasa versi mini.
“Dia masih punya kesempatan untuk tumbuh. Untuk bisa tumbuh, anak enggak (bisa) cuma karbohidrat saja. Harus punya kecukupan protein, sayur dan buah, dan juga cukup lemak yang sehat,” tegas Tan kepada Kompas.com, Selasa (9/7/2024).
Baca Juga: 6 Jenis Ikan Sebaiknya Tidak Terlalu Sering Dikonsumsi, Bisa Keracunan
Guna menjaga kesehatan dan memastikan tumbuh kembang anak, Tan mengimbau para orangtua untuk memberikan protein dari makanan utuh dan sehat seperi telur, ayam, dan ikan.
Akan tetapi, hal tersebut bisa terjadi jika orangtua pun memiliki kebiasan sarapan dan membawa bekal berisi makanan sehat. Sebab, anak mencontoh perilaku dan kebiasaan orangtuanya.
“Bayangkan kalau misal anaknya bangun tidur, bapaknya sudah berangkat kerja, enggak makan di rumah (tapi) makan di warung. Ibunya enggak makan karena diet. Anaknya mau bagaimana?” ujar dia.
Baca Juga: Resep Ayam Tumis Saus Madu, Cocok untuk Bekal ke Sekolah atau Kantor
Hal serupa dituturkan oleh pakar gizi klinik di RS Pelni Jakarta dr. Jovita Amelia, Sp.GK. Ia menegaskan betapa pentingnya komposisi gizi lengkap bagi tumbuh kembang anak. Ketika dibawakan bekal untuk makan siang, misalnya, sebaiknya isi kotak makan sang buah hati tidak hanya terdiri dari karbohidrat.
“Sebaiknya, makan siang anak adalah makanan dengan komposisi lengkap. Jadi, ada karbohidrat, protein, lemak sehat, dan juga serat dari sayur,” ucap Jovita, Selasa.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com, Kompas TV