8 Tanda Tubuh Kekurangan Kalsium, Sering Kram Otot hingga Jantung Berdebar
Kesehatan | 12 Juni 2024, 11:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kalsium adalah mineral penting untuk membentuk dan memperbaiki tulang. Kalsium juga dibutuhkan untuk fungsi otak, pembentukan darah, dan fungsi jantung.
Kekurangan kalsium atau hipokalsemia menyebabkan beberapa masalah kesehatan, seperti meningkatnya risiko osteoporosis dan osteopenia.
Melansir laman Healthline, seseorang harus memiliki kadar kalsium antara 8,8 hingga 10,4 miligram per desiliter dalam darah. Kekurangan kalsium terjadi ketika kadar kalsium dalam darah kurang dari 8,5 miligram per desiliter.
Berikut tanda tubuh kekurangan kalsium dalam darah:
Baca Juga: Kata Ahli Gizi soal Bekal Ulat Sagu Anak SD yang Viral, Tinggi Protein dan Kalsium
1. Sering kram otot
Tanda tubuh kekurangan kalsium yang pertama adalah kerap mengalami kram otot dan nyeri betis. Kram otot dapat terjadi karena otot membutuhkan kalsium untuk berkontraksi dan rileks dengan benar.
Kalsium bekerja dengan cara memicu pelepasan protein aktin dan miosin, yang memungkinkan otot untuk bergerak. Ketika tubuh kekurangan kalsium, tidak ada cukup kalsium yang tersedia untuk memicu kontraksi dan relaksasi otot yang tepat.
Hal ini dapat menyebabkan otot menjadi tegang dan berkontraksi secara tidak terkendali.
2. Kuku mudah patah
Kuku yang mudah rapuh atau patah bisa menjadi tanda bahwa tubuh kekurangan kalsium. Hal ini terjadi karena kalsium merupakan mineral penting untuk menunjang kesehatan tulang dan kuku.
Kuku tersusun atas keratin, jenis protein yang diperkuat oleh kalsium. Ketika tubuh kekurangan kalsium, keratin tidak akan cukup kuat dan menjadi lebih rapuh dan mudah patah.
3. Kulit kering
Selain kuku, kekurangan kalsium juga bisa menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan sering terkelupas. Kalsium membantu menjaga keseimbangan pH kulit, membuatnya tetap lembap dan terhidrasi.
Kalsium juga berperan dalam produksi keratin, protein yang menjaga kulit tetap kuat dan elastis. Selain itu, kekurangan kalsium juga bisa meningkatkan risiko psoriasis dan eksim.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV