Hamil di Usia 43 Tahun Seperti Syahrini, Tak Melulu Penuh Risiko
Kesehatan | 13 Mei 2024, 21:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kabar kehamilan datang dari penyanyi kenamaan Syahrini. Hamil di usia 43 tahun seperti dialami Syahrini, memang dinilai memiliki banyak risiko. Sebab menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG), kesuburan wanita menurun secara bertahap tetapi signifikan sejak usia 32 tahun.
Menginjak usia 37 tahun ke atas, kesuburan wanita akan lebih cepat berkurang. Hal itulah yang membuat kemungkinan hamil di usia 40 tahun ke atas sangat kecil dan memiliki risiko tinggi.
Berdasarkan Pew Research Center (2018) di Amerika, usia rata-rata seorang wanita untuk memiliki anak pertama, dari yang semula 23 tahun pada 1993 meningkat menjadi 26 tahun pada 2018.
Perubahan tersebut sebagian besar disebabkan banyak wanita memilih menunda pernikahan, mengejar pendidikan lebih lanjut, dan berpartisipasi lebih banyak sebagai angkatan kerja.
Sementara data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 2012, wanita usia 40-44 tahun yang hamil mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat dibanding pada 1970.
Medical News Today menyebut tidak ada manfaat kesehatan langsung dari hamil pada usia 40 tahun. Meski begitu, menunda kehamilan memiliki beberapa manfaat yang bisa meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional seorang wanita.
Tak melulu bicara risiko
- Analisis pada 2015 dari ACOG, menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan serta hubungan berkualitas tinggi, bisa mengurangi stres dan menurunkan risiko depresi usai melahirkan.
- Orang-orang pada usia 40 tahun ke atas juga umumnya sudah memiliki pekerjaan dan karier yang stabil. Sehingga, alokasi dana untuk anak dari segi pendidikan, kesehatan, maupun kehidupan sehari-hari lebih terjamin.
- Stabilitas kehidupan, terutama dari sisi ekonomi tersebut tentu berpengaruh besar terhadap kesehatan mental ibu, ayah, dan anak.
- Healthline juga menyebut, wanita berusia 40 tahun lebih bisa mendedikasikan lebih banyak waktu untuk membesarkan anak dibanding saat berusia 20-an atau 30-an.
Lalu, apa saja risiko kehamilan di usia 40 tahun ke atas?
- Kelainan genetik masih dari Medical News Today, bayi dengan ibu usia 40 tahun ke atas rentan mengalami kelainan genetik. Salah satu kelainan yang mungkin terjadi adalah down syndrome, kelainan genetik yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual anak. Dikutip dari National Down Syndrome Society, ibu usia 40 tahun ke atas berpeluang memiliki anak dengan down syndrome sekitar 1 dibanding 100. Sementara pada usia 45 tahun, peluang tersebut meningkat menjadi 1 banding 30.
- Keguguran. Usia lebih tua membawa risiko keguguran yang lebih tinggi, terutama bagi wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya. Studi yang diterbitkan oleh BMJ Journals (2019) menemukan, risiko keguguran pada wanita di atas 45 tahun adalah 53 persen, dibanding wanita usia 25-29 tahun yang sekitar 10 persen.
- Komplikasi pada calon ibu. Kehamilan pada wanita usia 45 tahun atau lebih meningkatkan risiko komplikasi. Beberapa komplikasi tersebut, antara lain: Diabetes gestasional atau kadar gula darah tinggi yang terjadi pada wanita hamil, Tekanan darah tinggi, serta Persalinan prematur.
- Mengingat risiko-risiko di atas, kehamilan di usia 40 tahun atau lebih harus senantiasa dipantau oleh dokter maupun bidan. Beberapa wanita juga bisa melakukan pemeriksaan genetik untuk menilai kemungkinan memiliki bayi dengan kelainan.
Namun terlepas dari risiko tersebut, wanita di atas usia 40 tahun ke atas sangat bisa memiliki kehamilan yang sehat kok, sebagaimana dalam studi terbitan jurnal Thieme (2015), tidak menemukan peningkatan risiko komplikasi kehamilan pada wanita sehat berusia 40 tahun ke atas, dimana kehamilan harus dibarengi dengan perawatan yang berkualitas.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV