> >

FDA Temukan Virus Flu Burung di Susu Pasteurisasi, Amerika Serikat Siaga Wabah Infeksi H5N1

Kesehatan | 2 Mei 2024, 07:13 WIB
Ilustrasi Susu (Sumber: Freepik)

NEW YORK, KOMPAS.TV - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengumumkan bahwa pihaknya menemukan fragmen virus flu burung dalam sampel susu pasteurisasi.

Melansir Medical Daily pada Kamis (25/4/2024), penemuan tersebut didapat ketika lembaga-lembaga federal bersama mitra-mitra negara bagian masih menyelidiki wabah infeksi H5N1 yang dilaporkan pada sapi perah di Amerika Serikat (AS).

“Sebagaimana dicatat oleh USDA dan beberapa laporan pers dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sumber lainnya, keberadaan virus telah terdeteksi dalam susu mentah," kata FDA dalam siaran persnya.

Baca Juga: Epidemiolog Buka Suara soal Vaksin Covid-19 AstraZeneca Timbulkan TTS

FDA juga mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi yang ada, terang FDA, pasteurisasi kemungkinan besar akan menonaktifkan virus, meski prosesnya diperkirakan tidak menghilangkan keberadaan partikel virus.

Oleh karena itu, beberapa sampel yang dikumpulkan telah menunjukkan adanya Influenza Burung Sangat Patogenik (HPAI) dengan menggunakan pengujian reaksi berantai polimerase kuantitatif (qPCR).

Kemudian, FDA mengatakan bahwa fragmen virus flu burung yang ditemukan dalam susu pasteurisasi tidak sama dengan virus menular dan saat ini tidak menimbulkan risiko tinggi.

FDA meyakinkan bahwa pasokan susu komersial masih aman untuk diminum karena melalui dua tahap yaitu pasteurisasi dan pemusnahan susu dari sapi yang sakit.

"Sampai saat ini, kami belum melihat apa pun yang dapat mengubah penilaian kami bahwa pasokan susu komersial aman. Hasil dari berbagai penelitian akan tersedia dalam beberapa hari hingga minggu ke depan," ujar FDA.

Baik FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) kini mulai siaga dan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk tidak meminum susu mentah atau produk yang terbuat dari susu mentah dengan alasan, adanya potensi virus atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi atau penyakit bawaan makanan.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU