> >

Genap 19 Tahun, Ini 7 Lokasi yang Menjadi Saksi Bisu untuk Mengenang Peristiwa Tsunami Aceh 2004

Travel | 26 Desember 2023, 07:00 WIB
Kapal Lampulo di Banda Aceh yang menjadi saksi bisu dari bencana Tsunami di 2004 (Sumber: Shutterstock/Muhammad Iqbal)

JAKARTA, KOMPAS TV - Peringatan musibah tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004, selalu menjadi momen yang mendalam dan penuh penghormatan bagi masyarakat Aceh dan dunia.

Peristiwa tragis yang terjadi 19 tahun silam tersebut dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo 9,3 SR di dasar Samudera Hindia, menyebabkan gelombang tsunami setinggi diperkirakan 30 meter dan menelan lebih dari 220.000 korban jiwa.

Meskipun waktu telah berlalu, ingatan akan musibah ini tetap hidup di hati masyarakat Indonesia, terutama masyarakat di Aceh. Sejumlah tempat di Tanah Rencong yang menjadi saksi bisu dari kehancuran yang melanda Serambi Mekkah.

Berikut adalah 7 lokasi yang dapat digunakan untuk mengenang tsunami Aceh.

1. Masjid Raya Baiturrahman

Pemandangan Masjid Raya Baiturrahman (Sumber: KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA)

Masjid Raya Baiturrahman menjadi saksi bisu dari musibah tsunami Aceh. Pada saat terjadinya peristiwa tsunami di tahun 2004, masjid tersebut telah berperan sebagai salah satu tempat perlindungan bagi warga setempat, mengingat banyak bangunan di sekitarnya yang hancur akibat terjangan tsunami. 

Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya menjadi simbol keagamaan, tetapi juga menjadi tempat perlindungan dan keberdayaan dalam menghadapi bencana alam yang menghancurkan.

Keberadaan masjid ini selama peristiwa tsunami memberikan perlindungan fisik dan spiritual bagi warga yang mencari perlindungan di tengah kekacauan dan kehancuran sekitarnya.

Mengutip informasi dari situs Indonesia.go.id, pada tahun 2015, pemerintah melakukan pemugaran pada Masjid Raya Baiturrahman. Upaya pemugaran ini juga dapat diartikan sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk memelihara dan memperindah Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan salah satu landmark bersejarah di Aceh,

Perubahan yang terlihat juga terjadi pada halaman depan Masjid Raya Baiturrahman. Area yang awalnya berupa hamparan rumput kini telah mengalami transformasi menjadi lantai marmer putih yang elegan.

Dalam perubahan ini, terdapat tambahan estetika dengan adanya 12 payung raksasa yang menonjol, di mana enam di antaranya berada di sisi selatan dan enam lainnya di sisi utara.

Desain payung ini mirip dengan Masjid Nabawi di Madinah. Saat payung ini dikembangkan, bentangan payung ini mencapai 14 meter, menciptakan kanopi raksasa yang memberikan nuansa unik dan modern pada halaman masjid tersebut.

Baca Juga: Kisah Anak Korban Tsunami Aceh Lolos Jalur Prestasi UGM, Orang Tua Galau Biayai Ongkos Perjalanan

2. Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh (Sumber: KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI)

Museum Tsunami Aceh telah menjadi destinasi yang wajib dikunjungi untuk mengenang peristiwa tsunami Aceh.

Museum ini tidak hanya menampilkan koleksi foto-foto peristiwa tsunami yang terjadi 20 tahun yang lalu, tetapi juga memberikan pengunjung pengalaman mendalam dengan merasakan kembali detik-detik munculnya gelombang tsunami yang menghancurkan Serambi Mekkah.

Museum Tsunami Aceh menjadi tempat yang berarti untuk refleksi, edukasi, dan peringatan bagi masyarakat dan pengunjung mengenai dampak bencana besar tersebut.

Museum Tsunami Aceh terbagi menjadi empat lantai, dengan masing-masing lantai memiliki empat hingga lima zona. Meskipun demikian, lantai paling atas tidak terbuka untuk umum dan akan dibuka hanya untuk evakuasi jika terjadi tsunami.

Salah satu ruangan yang paling sakral di Museum Tsunami Aceh adalah Sumur Doa. Ruangan ini memiliki bentuk lingkaran dan langit-langit yang tinggi.

Di dinding ruangan tersebut, terdapat tulisan 3.600 nama korban tsunami Aceh, menciptakan atmosfer yang mengingatkan dan menghormati mereka yang telah kehilangan nyawa dalam peristiwa tersebut.

Museum ini terletak di Jalan Sultan Iskandar Muda, Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Mengutip dari laman wisataaceh.id, berikut adalah jadwal buka Museum Tsunami Aceh:

Senin – Kamis:

- Pukul 09:00 – 12:00 WIB

- Pukul 14:00 – 16:00 WIB

Jumat:

- Tutup

Sabtu – Minggu:

- Pukul 09:00 – 12:00 WIB

- Pukul 14:00 – 16:00 WIB

Harga tiket masuk Museum Tsunami Aceh:

- Usia di bawah 5 tahun: Gratis

- Anak-anak dan Pelajar: Rp 3.000

- Dewasa: Rp 5.000

- Wisatawan Mancanegara: Rp 15.000

Harga tiket masuk ini telah ditentukan berdasarkan Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2021 tentang retribusi Aceh.

Pastikan untuk memeriksa jadwal buka dan harga tiket terkini sebelum mengunjungi Museum Tsunami Aceh, karena bisa saja terdapat perubahan.

3. Kuburan Massal

Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU