Mengenal Paru-Paru Popcorn, Penyakit Langka Akibat Paparan Diasetil
Kesehatan | 29 November 2023, 11:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Paru-paru popcorn atau yang dikenal dengan istilah bronkiolitis obliterans adalah penyakit paru-paru yang langka dan berbahaya. Penyakit ditandai dengan peradangan dan munculnya jaringan parut pada saluran udara terkecil bronkiolus.
Melansir laman Healthline, pasien yang menderita paru-paru popcorn dapat berujung pada kesulitan bernapas, akibat tidak adanya pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Kemungkinan terburuk yang terjadi adalah pasien dapat meninggal dunia apabila tidak segera mendapatkan pertolongan.
Meski terdengar sedikit aneh, nama paru-paru popcorn berasal dari bahan kimia diacetyl yang biasa digunakan dalam produksi makanan seperti popcorn, karamel, dan mentega. Bahan kimia inilah yang memicu munculnya penyakit ini.
Baca Juga: Anak di Purwakarta Kecanduan Hirup Bau Bensin, Harus Berhenti Sekolah & Derita Penyakit Paru-Paru!
Nama popcorn disematkan dalam penyakit ini karena pekerja di pabrik popcorn lah yang pertama kali diketahui sering menghirup bahan kimia diacetyl ini. Hal tersebut menyebabkan mereka menderita bronkiolitis obliterans.
Tidak hanya itu, penggunaan rokok elektrik alias vape juga merupakan alasan lain yang digadang-gadang sebagai penyebab terjadinya paru-paru popcorn.
Dikutip dari laman American Lung Association, bahan kimia diacetyl yang berfungsi untuk menambah aroma dalam rokok elektrik.
Selain diaceytil, bahan kimia industri seperti amonia dan klorin, nitrogen oksida (NOx) atau gas tawa untuk membius pasien, asap logam dari kegiatan konstruksi, serta partikel udara industri yang terlalu sering dihirup juga bisa menyebabkan paru-paru popcorn.
Dalam kasus yang langka, penyakit ini juga bisa terjadi setelah ada gangguan pada paru-paru ataupun kondisi lain yang mendahului, seperti pneumonia, bronkitis kronis, hingga rematik.
Gejala dari bronkiolitis obliterans atau paru-paru popcorn biasanya muncul dalam rentang dua hingga delapan minggu setelah paparan diacetyl. Pada kasus lain seperti komplikasi dari transplantasi paru-paru, tanda-tandanya mungkin muncul berbulan-bulan atau bertahun-tahun lebih lama.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV