7 Tips Menghentikan Kebiasaan Berutang, Setop Hidup Gali Lubang Tutup Lubang
Tren | 9 Agustus 2023, 09:00 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Kebiasaan berutang secara “gali lubang tutup lubang” cukup umum ditemui di Indonesia. Kebiasaan utang pun semakin marak usai merebaknya teknologi finansial yang menawarkan pinjaman dengan syarat mudah.
Pakar ilmu konsumen dan ekonomi keluarga dari IPB University, Lilik Noor Yuliati menyebut maraknya teknologi finansial atau pinjaman online rawan mengompori perilaku utang.
Lilik menyebut sindrom utang saat ini sudah menyebar ke banyak keluarga. Bahkan, pengutang seringkalit tidak lagi berutang karena butuh, melainkan karena sudah terbiasa atau menjadikan utang sebagai hobi.
“Padahal hutang memberikan dampak, seperti dampak psikologis dari ketidakmampuan membayar dan proses penagihan yang dilakukan secara intimidatif sehingga mengakibatkan trauma, stres, depresi, gelisah, tidak fokus bekerja, kehilangan kepercayaan diri, hingga bunuh diri,” kata Lilik sebagaimana dikutip laman resmi Kemdikbudristek.
Baca Juga: Cara dan Syarat Gadai Sertifikat Tanah di Pegadaian, Bisa Dapat Berapa?
Lilik menambahkan, terdapat tiga faktor yang membuat seseorang berutang, yakni pendapatan tidak cukup sementara kebutuhan mendesak, memenuhi tuntutan gaya hidup (perilaku konsumtif), serta pengaruh teman atau iklan di media.
Lilik menegaskan bahwa utang membawa dampak sosial yang tak main-main, apalagi jika pengutang adalah pinjol yang menagih dengan cara intimidatif.
“Dampak sosial dari hutang, konsumen mengalami cyber bullying, diintimidasi, menyebar data dan foto informan kepada orang dalam daftar kontak informan disertai kata-kata yang mendiskreditkan. Kemudian penagihan dilakukan kepada keluarga, teman rekan kerja, dan kerabat terdekat sehingga mengganggu hubugan keluarga dan hubungan sosial,” kata Lilik.
Lilik pun membagkikan sejumlah tips untuk menghentikan kebiasaan diri berutang. Berikut tujuh tips untuk menghentikan kebiasaan berutang.
7 tips hentikan kebiasaan utang
- Buat catatan keuangan setiap bulan
- Buat rencana penggunaan uang untuk keluarga atau pribadi selama periode tertentu tiap bulan
- Sisihkan 10-15 persen pendapatan untuk tabungan
- Simpan dana untuk kebutuhan darurat
- Buat rencana keuangan sesuai tujuan finansial yang ingin digapai
- Hentikan kebiasaan belanja berlebihan dan buat prioritas belanja sesuai kebutuhan, bukan keinginan
- Tambah pendapatan
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV, Laman Kemdikbudristek