Perjalanan 74 Tahun Bhayangkara dan Tugas Melahirkan Polisi Negarawan
Opini | 2 Juli 2020, 11:57 WIBMeski menampakkan prestasi yang signifikan, Polri tidak boleh cepat puas dengan kinerjanya. Masih ada banyak tantangan bagi Institusi Kepolisian. Salah satunya yang menjadi tantangan berat adalah Pilkada yang akan berlangsung di 270 daerah. Tercatat ada 9 Provinsi, 37 Kota dan 224 Kabupaten akan menjalani pesta demokrasi memilih calon pemimpin daerahnya untuk 5 tahun kedepan. Presiden Joko Widodo saat memimpin upacara hari ulang tahun (HUT) Bhayangkara ke 74 kemarin juga memberi titik tekan khusus soal potensi ancaman stabilitas keamanan dalam negeri. Kepala Negara meminta Polri waspada, utamanya menjelang Pilkada yang akan berlangsung 9 Desember mendatang.
Tugas berat yang harus diemban Polri adalah pandemi coronavirus disease (Covid-19). Tak hanya bertugas membantu pemerintah untuk menertibkan masyarakat menjalankan protokol kesehatan, Polri sebagai lembaga penegak hukum harus memastikan dana penanganan Covid-19 senilai Rp 695,2 triliun tidak disalahgunakan untuk keuntungan oknum penyelenggara negara dan pihak-pihak lainnya. Jangan sampai pada saat bangsa Indonesia menghadapi bencana non alam yang telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan, justru menjadi bencana kemanusiaaan melahirkan koruptor baru yang "menggarong" dana Corona.
Yang juga tak kalah berat, yakni tantangan kejahatan konvensional, kejahatan lintas negara, kejahatan yang dapat mengganggu aspek-aspek keamanan, politik, sosial, dan ekonomi serta meresahkan masyarakat yang terjadi secara mendadak dan sulit diprediksi atau biasa disebut kejahatan kontijensi.
Spektrum kejahatan yang mengancam stabilitas keamanan negara telah bermetamorfosa sedemikian cepat. Perkembangan cepat teknologi dan semakin terbukanya alam pikir umat manusia, memberikan pekerjaan rumah tersendiri bagi seluruh personel kepolisian dari level Markas Besar hingga pada Bhabinkamtibmas di level desa. Polri perlu melakukan penciuman dan aksi yang berbeda dari masa sebelumnya. Suka tidak suka, mau tidak mau Polri dituntut lebih cepat, lebih canggih dan berbagai kelebihan lainnya dalam menjalankan tugas konstitusionalnya.
Polisi Negarawan Bersama Masyarakat
Dalam usia yang sudah mencapai 74 tahun, Polri harus benar-benar merefleksikan perjalanannya selama ini, segala aksi yang dilakukan kedepan harus terus disesuaikan dengan berbagai tantangan zaman. Reformasi internal harus menjadi agenda dan budaya organisasi, baik di level kelembagaan Mabes, Polda, Polres hingga Polsek. Institusi Polri harus menjadi kawah candradimuka bagi lahirnya para negarawan dalam bidang penegakan hukum dan keamanan masyarakat. Polisi jujur, bertanggungjawab, penuh integritas dan dedikasi dalam mengisi ruang kemerdekaan negara Indonesia.
Polri memiliki tugas untuk terus memperbaiki citranya. Sosok Jenderal Hoegeng yang hingga saat ini menjadi dambaan masyarakat harus dijadikan benchmark bagi seluruh aparat kepolisian. Sosok polisi tulus, penuh dedikasi, anti suap, sederhana dan teruji integritasnya harus benar-benar dijadikan komitmen secara personal dan kelembagaan. Sebagaimana masih sering kita dengar, cara penyelesaian tindakan pelanggaran hukum dengan cara di bawah tangan masih kerap dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Polri harus terus melakukan reformasi internal untuk membangun citra positif di masyarakat.
Tentu tugas yang sedemikian berat dan keterbatasan personel yang tersebar di seluruh pelosok negeri mengharuskan Polri tidak bisa bekerja sendirian. Korps Bhayangkara yang saat ini hanya memiliki 470.391 personel dengan jumlah total 267 juta penduduk Indonesia harus bermitra dengan seluruh elemen sipil, baik organisasi kemasyarakatan, organisasi kepemudaan dan berbagai simpul komunitas masyarakat.
Polri harus menjadikan masyarakat menjadi bagian penting dalam menjalankan tugas pengamanan dan penegakan hukum. Semangat perang terhadap segala bentuk kejahatan harus menjadi tugas seluruh masyarakat. Dengan demikian maka seluruh agenda kerja pembangunan negara dapat berjalan efektif, cepat dan beradab.
Tujuh puluh empat tahun sudah usia Bhayangkara, teriring doa semoga Bhayangkara terus maju, profesional, modern, dan terpercaya. Tetaplah menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat. Menjadi penegak hukum yang profesional dan proporsional dalam menjunjung tinggi supremasi hukum serta hak asasi manusia.
Terima kasih atas 74 tahun pengabdiannya kepada bangsa Indonesia, terima kasih atas keamanan dan ketertiban yang selama ini diciptakan.
Tetaplah menjunjung tinggi Rastra Swakotama yang mengabdikan dirinya pada nusa dan bangsa, sebagaimana tagline HUT Bhayangkara ke 74, “Kamtibmas Kondusif Masyarakat Makin Produktif”, Polri pada akhirnya konsisten menjadi bagian transformasi bangsa Indonesia menjadi negara berkemajuan, berdaulat dan bermartabat.
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV