Cerita dari Kapel
Opini | 22 Oktober 2023, 18:54 WIB
Ada yang masih kami ingat dan rasakan setelah diundang menghadiri acara perpisahan dengan Romo Victorius Dwiardy OFMCap, beberapa hari silam. Sebenarnya, acara itu biasa saja sebagaimana acara perpisahan.
Kami berkumpul untuk melepas Romo Victorius yang dipilih menjadi Uskup Banjarmasin. Kami ngobrol-ngobrol, makan-makan (kecil dan besar), minum-minum, tertawa-tawa, dan foto-foto.
Begitu saja! Tetapi, yang hingga saat ini tak hilang dari ingatan adalah ketika kami diajak masuk ke ruang tempat penyimpanan relikui.
Relikui berasal dari bahasa Latin reliquiae, artinya: peninggalan. Relikui orang kudus adalah suatu material peninggalan dari orang kudus yang sudah wafat, baik berupa bagian tubuh, maupun benda-benda yang pernah bersentuhan dengan mereka (“Reliquiae”, Kredensial 14 Oktober 2023).
Dengan menghormati relikui para kudus, diharapkan umat beriman dapat terdorong untuk berjuang dalam kekudusan meniru teladan mereka.
***
Kapel tempat penyimpanan banyak relikui itu suasananya aman, damai, nyaman, tentram, sepi, bahkan sejuk terasa sekali. Tapi harus kami akui begitu masuk ke kapel itu kulit langsung merinding. Nyala lilin yang berkerlip-kerlip menambah suasana magis di ruang itu.
Memang, merinding sering dikaitkan dengan hal mistis, seperti bertemu dengan hantu atau mengalami pengalaman horor. Tapi, kami yakin di ruangan itu tidak ada hantu. Yang ada adalah peninggalan para kudus. Bahwa ada suasana magis, kami rasa ya.
Penulis : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV