Dikritik karena Sering Kunjungan ke Luar Negeri, Menhan Prabowo Angkat Bicara!
Cerita indonesia | 21 Januari 2020, 14:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto merespons kritikan dari Partai Keadilan Sejahtera soal lawatannya ke sejumlah negara sejak dilantik pada Oktober 2019.
Dilansir dari Kompas.com, Prabowo menyatakan, kunjungannya ke luar negeri itu demi kepentingan negara, utamanya dalam hal alat utama sistem pertahanan (alutsista).
"Memang kita butuh untuk keliling, menjajaki kemungkinan-kemungkinan. Kita harus pelajari alutsista yang ada," ujar Prabowo di DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2020).
Baca Juga: Beda Sikap Luhut Pandjaitan, Prabowo Subianto, Hingga Mahfud MD Soal Natuna
Dalam hal ini Prabowo menyebutkan kalau Pemerintah Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari negara lain untuk membangun kekuatan pertahanan. Pasalnya, pemerintah perlu menjajaki peluang agar negara-negara lain mau menjual alutsista mereka kepada Indonesia.
"Kita juga harus minta dukungan dari negara-negara lain karena belum tentu alutsista itu diberi kepada kita untuk dibeli," ucapnya.
Sebelumnya, sejumlah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengkritik kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hingga saat ini tercatat sudah ke tujuh negara. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengingatkan mengenai pesan Presiden Joko Widodo yang sempat menyatakan bahwa kunjungan atau studi ke luar negeri juga bisa dilakukan melalui ponsel.
Baca Juga: Bertemu Prabowo Subianto, Jokowi: Tamu Besar Pertama di Tahun 2020
"Pak Jokowi saat 16 Agustus 2019 lalu mengingatkan agar meminimalkan kunjungan ke luar negeri. Bahkan secara demonstratif beliau menunjukkan via HP-nya, kunjungan luar negeri bisa melalui HP (ponsel). Dunia sudah terkoneksi," kata Mardani kepada wartawan, Jumat (17/1/2020).
Selain itu, kata dia, kunjungan kerja ke luar negeri mesti memiliki tujuan yang jelas. Mardani berharap ada timbal balik yang setimpal dari kunjungan kerja Prabowo ke tujuh negara itu.
"Kunjungan ke luar negeri monggo saja dilakukan, tetapi mesti dipastikan return on investment-nya jauh lebih baik. Dan semua perlu disampaikan kepada publik secara transparan," ujar dia.
#PrabowoSubianto #Menhan #PrabowoDikritik
Penulis : Desy-Hartini
Sumber : Kompas TV