Erupsi Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas, Apa Bahayanya?
Sinau | 6 Desember 2021, 20:05 WIBKOMPAS.TV – Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sore. Gunung setinggi 3.676 mdpl itu mengeluarkan awan panas guguran (APG) hingga ke permukiman warga.
Awan panas merupakan salah satu material vulkanik paling mematikan dari erupsi gunung berapi. Dalam bahasa ilmiah, awan panas atau wedhus gembel disebut aliran piroklastik (pyroclastic flows).
Kata piroklastik atau dalam bahasa Inggris Pyroclastic sebenarnya berasal dari bahasa Yunani. Asal katanya dari pyro berarti api, dan classtic yang berarti hancuran atau lepasan.
Seperti namanya, material erupsi gunung berapi ini memiliki suhu tinggi. Awan panas memiliki suhu sekitar 200 hingga 700 derajat Celcius.
Baca Juga: Nenek dan Cucu Lari 7 Kilometer Selamatkan Diri dari Awan Panas Erupsi Gunung Semeru: Seperti Kiamat
Melansir Antara, EA Bryant dalam “Natural Hazards” terbitan 1991 menyebutkan, kecepatan awan panas bisa mencapai lebih dari 100 km per jam, atau setara 10 kali rekor kecepatan lari Usain Bolt pada Kejuaraan Dunia 2009.
Selain itu awan mematikan ini bisa setebal 1.000 meter, atau setinggi 600 orang dewasa yang dijejerkan ke atas. Di sisi lain, material awan panas yang berupa debu dan batuan sangat mudah terbawa oleh angin.
Angin bisa membawa awan panas bergerak ke segala arah sejauh puluhan bahkan ratusan kilometer dari asalnya, sehingga sangat berbahaya karena dapat membakar apapun yang dilaluinya termasuk bangunan rumah.
Awan panas juga mengandung gas beracun sehingga manusia yang bernapas di bawah awan panas bisa mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.
Selain awan panas, erupsi gunung berapi juga mengeluarkan material vulkanik lainnya seperti aliran lava, lontaran material atau pijar, banjir lahar, hingga hujan abu.
(*)
Grafis: Joshua Victor
Penulis : Gempita-Surya
Sumber : diolah dari berbagai sumber