Siapa yang Menyangka? Kerupuk Jadi Makanan Pokok Masa Penjajahan
Sinau | 10 November 2021, 20:40 WIBKOMPAS.TV-Bagi beberapa orang, untuk menikmati seporsi makanan, terasa kurang nikmat dan mantap jika tidak dilengkapi kerupuk. Baik kerupuk udang, kerupuk aci, atau kerupuk gendar dan lainnya. Kerupuk identik dengan pendamping beberapa makanan. Bagi penggemarnya, rasanya jadi lebih nikmat, seporsi makanan yang disantap dengan kerupuk, seolah ‘’pasangan’’ yang tidak bisa dipisahkan.
Seperti nasi goreng, gado-gado, bubur ayam, pecel, dan lainnya. Selain itu, di indonesia kerupuk juga lekat dengan lomba 17 agustus. Siapa sangka, ternyata kerupuk sudah jadi makanan pendamping sejak dahulu kala. Melansir kompas.com kerupuk tercatat dalam naskah jawa kuno, sejak sebelum abad ke-10 masehi. Dijabarkan oleh , Fadly Rahman dalam buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia.
Kerupuk yang paling lama sudah dikonsumsi adalah kerupuk rambak. Rambak terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Diduga, kerupuk aci baru muncul pada abad ke-19. Saat itu singkong jadi andalan sumber makanan oleh masyarakat Jawa.
Singkong bisa direbus, digoreng, atau diolah menjadi tepung dan aci, salah satu produknya kerupuk. Pada masa itu, terjadi devisit pangan akibat perang. Dalam masa penjajahan Hindia Belanda. Jadi, kerupuk aci dimakan sebagai lauk, bersama nasi. Meski sama-sama kerupuk, kerupuk rambak dan kerupuk aci dimakan oleh kasta sosial berbeda ,zaman itu. Rambak dimakan oleh masyarakat Hindia Belanda kalangan atas atau priyayi, sebagai makanan pendamping.
Baca Juga: Piala Citra FFI 2021: Nadiem Makarim Gembira Usmar Ismail Dinobatkan Jadi Pahlawan Nasional
Grafis: Joshua Victor
Penulis : Sunbhio-Pratama
Sumber : diolah dari berbagai sumber