Apa Makna di Balik 5 Kuliner Khas Lebaran Ini dalam Budaya Jawa?
Sinau | 13 Mei 2021, 10:00 WIBKOMPAS.TV – Hal menarik dari perayaan Idul Fitri adalah sajian khas lebaran yang beragam jenisnya.
Selain ketupat, beberapa jenis hidangan khas lebaran khususnya di Jawa punya filosofi menarik di balik penyajiannya.
Berikut makna 5 kuliner khas lebaran dalam budaya Jawa:
1. Lepet
Lepet merupakan kudapan yang terbuat dari campuran beras ketan dan kacang. Dalam budaya Jawa, lepet dimaknai sebagai singkatan dari ‘disilep sing rapet’ yang artinya disimpan dengan rapat.
Maknanya adalah agar saling memaafkan dengan ikhlas dan menutup rapat kesalahan di masa lalu untuk tidak diungkit lagi.
2. Apem
Apem merupakan jajanan berupa kue berwarna putih terbuat dari tepung beras, tape atau ragi dan santan.
Apem berasal dari bahasa arab ‘afwun’ yang artinya maaf atau ampunan.
Hal ini dimaknai dengan tindakan meminta maaf setelah seseorang mengakui kesalahan.
3. Lontong
Selain ketupat dan nasi, hidangan yang kerap disajikan pada perayaan lebaran di daerah Jawa adalah lontong.
Lontong dalam bahasa jawa merupakan kependekan dari ‘olone dadi kothong’, di mana ‘olone’ berarti kesalahannya, ‘dadi’ berarti menjadi, serta ‘kothong’ berarti kosong.
Keseluruhan maknanya yaitu setelah bermaaf-maafan maka semuanya menjadi netral lagi, kesalahan dan keburukannya menjadi hilang.
4. Ketan
Ketan banyak ditemukan sebagai cemilan maupun disajikan dengan lauk. Hidangan ini memiliki makna ‘ngreketaken ikatan’ yang artinya mempererat ikatan.
Artinya, setelah saling memaafkan, saatnya mempererat ikatan persaudaraan melalui silaturahmi.
5. Santan
Beberapa hidangan lebaran berbahan dasar santan seperti opor ayam, kolak, dan hidangan pelengkap lain.
Dalam budaya Jawa, santan atau santen bermakna ‘ingkang salah nyuwun pangapunten’ atau yang salah meminta maaf.
Santen juga dimaknai sebagai ‘sami-sami paring pangapunten’ atau berarti sama-sama memberikan maaf.(*)
Grafis: Agus Eko
Penulis : Gempita-Surya
Sumber : Kompas TV