> >

7 Fakta Potasium Sianida, Apa Akibatnya Jika Terpapar?

Sinau | 5 Mei 2021, 16:20 WIB

KOMPAS.TV - Racun potasium sianida ramai diperbincangkan terkait kasus paket sate beracun yang dimakan anak pengendara ojek online di Bantul, Yogyakarta.

Berikut beberapa fakta mengenai potasium sianida:

1. Apa itu potasium sianida?

Potasium sianida merupakan racun berbahaya yang melepaskan gas hidrogen sianida.

Racun ini dikenal juga dengan kalium sianida dengan rumus senyawa KCN.

2. Bentuk potasium sianida

Berbentuk butiran padat yang menyerupai kristal. Gas hidrogen sianida yang dilepaskan potasium sianida memiliki bau seperti kacang almond, tidak berwarna dan pahit.

Baca Juga: Pengirim Sate Beracun Akui Diajari Seseeorang Untuk Meracik Racun Sianida dalam Makanan

3. Kegunaan potasium sianida

Potasium sianida biasanya digunakan untuk racun tikus. Selain itu, potasium sianida digunakan secara komersial untuk fumigasi, pelapisan listrik, penyepuhan dan pemolesan perhiasan.

4. Berakibat fatal pada tubuh

Gas hidrogen sianida dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam mengolah oksigen.

“Dalam jumlah yang kecil, sianida akan menimbulkan gejala mual, muntah, sakit kepala, pusing, gelisah, napas sesak dan tubuh lemas,” ujar Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), Lipur Riyantiningtyas, seperti dikutip dari Kompas.com (1/5/2021).

Jika terpapar dalam jumlah besar, potasium sianida menyebabkan turunnya denyut nadi hingga hilang kesadaran.

5. Efek paparan sangat cepat

Efek potasium sianida setelah masuk ke tubuh muncul dalam hitungan detik hingga menit.

6. Gejala keracunan

Gejala awal keracunan sianida meliputi pusing, napas cepat, mual, muntah, perasaan tersedak dan mati lemas, kebingungan, gelisah, dan kecemasan.

Baca Juga: Sosok Pria Misterius Inisial 'R' Dalam Kasus Pengirim Takjil Sate Sianida

Keracunan sianida yang parah berkembang menjadi kondisi pingsan, koma, kejang otot, hingga kematian.

7. Pertolongan pertama

Segera panggil petugas kesehatan jika menemukan gejala-gejala keracunan potasium sianida.

"Kecepatan sangat penting. Hindari resusitasi mulut ke mulut apa pun rute pemaparannya. Hindari kontak dengan muntahan, yang dapat mengeluarkan gas hidrogen sianida," tulis CDC dalam laman resminya.(*)

Grafis: Joshua Victor

Penulis : Gempita-Surya

Sumber : Kompas TV


TERBARU