Menilik Risiko Kesehatan Pada Perkawinan Anak
Sinau | 24 April 2021, 07:00 WIBKOMPAS.TV - Indonesia tercatat sebagai peringkat kedua tertinggi dalam perkawinan anak di ASEAN, yakni sebesar 17 persen, di bawah Laos (35,4 persen).
Data ini terungkap dalam forum “Awareness On Child, Early and Forced Marriage” (CEFM, Maret 2019).
Berdasarkan laporan Plan International Indonesia (2021), terjadi kenaikan angka perkawinan anak di 18 provinsi seperti Kalimantan selatan (21,2 persen), Kalimantan Tengah (20,2 persen), Sulawesi Tengah (16,3 persen), dan Nusa Tenggara Barat (16,1 persen).
Perkawinan anak banyak terjadi pada perempuan. Hampir sepertiga (30,56 persen) populasi perempuan berstatus menikah di usia anak.
Sementara laki-laki yang menikah di usia anak hanya 6,74 persen dari total populasi penduduk di kelompok tersebut.
Usia perkawinan terlalu muda membawa risiko pada kaum perempuan, di antaranya:
1. Masalah Kesehatan Reproduksi
Berdasarkan hasil Riset Etnografi Kesehatan dalam Buku Seri Etnografi 2015, ada beberapa masalah yang terkait dengan kesehatan reproduksi.
Masalah kehamilan yang pernah terjadi pada ibu hamil berusia 15 hingga 17 tahun adalah terjadinya perdarahan, keguguran dan susah saat melahirkan.
2. Risiko Keselamatan Bayi
Studi mengenai “Dampak Perkawinan Anak Di Indonesia” (2014) menyimpulkan, menikah muda berisiko tidak siap melahirkan dan berpotensi melakukan aborsi tidak aman, yang dapat membahayakan keselamatan bayi dan ibunya sampai pada kematian.
Selain itu ada kemungkinan bayi lahir prematur dengan berat badan lahir rendah dan kekurangan gizi.
3. Risiko Psikologis
Menikah saat belum cukup umur dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi, serta isolasi (kesepian).
Pernikahan di usia anak juga mengurangi kesempatan untuk menyelesaikan Pendidikan.
Di Indonesia sendiri, usia minimal menikah telah diatur dalam UU No. 16 tahun 2019. Dalam Pasal 1 ayat 1 ketentuan tersebut ditetapkan usia minimal menikah di Indonesia adalah 19 tahun baik bagi perempuan maupun laki-laki.(*)
Grafis: Arief Rahman
Penulis : Gempita-Surya
Sumber : Kompas TV