[FULL] Temuan Awal KNKT Terhadap Jatuhnya Sriwijaya Air
Cerita indonesia | 11 Februari 2021, 14:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis preliminary report atau investigasi awal dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu.
Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Nurcahyo Utomo mengatakan, saat terbang SJ 182 tidak melewati awan yang berbahaya.
Data tersebut diperoleh dari laporan BMKG.
“Pergerakan pesawat yang diperoleh datanya yang diperoleh datanya dari ADS-B, menunjukkan bahwa, pesawat ini tidak melalui area dengan awan yang signifikan, dan bukan area awan hujan, dan juga tidak berada di in-cloud turbulence, atau di dalam awan yang berpotensi menimbulkan guncangan”, ungkap Nurcahyo saat memberikan keteragan pers (11/2).
Baca Juga: KNKT Temukan 2 Keruaskan Yang Ditunda Perbaikannya (DMI) Pada SJ-182
Selain itu, KNKT juga menemukan ada dua kerusakan yang sempat ditunda perbaikannya atau DMI (Deferred Maintanenance Item).
Menurut Nurcahyo, DMI tersebut biasa terjadi di dunia penerbangan.
“Tanggal 25 Desember, ditemukan bahwa petunjuk kecepatan (Mach/Airspeed Indicator) di sisi sebelah kanan rusak. Perbaikan yang dilakukan belum berhasil dan dimasukkan ke dalam daftar penundaan perbaikan kategori C, sesuai dengn MEL. Untuk kategori C penundaan perbaikan boleh sampai dengan 10 hari”, ungkap Nurcahyo saat memberikan keterangan pers (10/2).
Setelah dimasukkan ke dalam DMI, pesawat kemudian diperbaiki pada tanggal 4 Januari.
“Tanggal 4 Januari, indikator diganti dan hasilnya bagus sehingga DMI ditutup”, tambahnya.
Baca Juga: KNKT Sebut, SJ-182 Tak Terbang Pada Awan Yang Signifikan
Selain itu, Nurcahyo mengungkapkan pada tanggal 3 Januari pesawat juga mengalami kerusakan pada bagian tuas pengatur mesin.
“Tanggal 3 Januari 2021, pilot melaporkan autothrottle atau tuas pengatur tenaga mesin yang digerakkan secara otomatis, pengatur otomatisnya tidak berfungsi. Kemudian dilakukan perbaikan dan sudah berhasil”
“Kemudian tanggal 4 Januari 2021, autothrottle dilaporkan kembali tidak berfungsi. Perbaikan dilakukan dan belum berhasil sehingga dimasukkan dalam daftar penundaan perbaikan (DMI)”, tambahnya.
Pesawat kemudian kembali diperbaiki pada tanggal 5 Januari 2021. Perbaikan tersebut berhasil dilakukan sehingga DMI ditutup.
“Tanggal 5 Januari 2021, dilakukan perbaikan dengan hasil baik dan DMI ditutup”, pungkasnya.
Empat hari berselang, pesawat SJ-182 yang mengangkut 50 orang penumpang dan 12 orang wak kru kabin jatuh setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Penulis : Abdur-Rahim
Sumber : Kompas TV