Sosok Robert Reilly, Direktur VOA yang Dipecat usai Depak Jurnalis asal Indonesia dari Gedung Putih
Internasional | 25 Januari 2021, 14:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Robert Reilly menjadi perbincangan pasca membebas tugaskan reporter Voice of America asal Indonesia, Patsy Widakuswara dari Gedung Putih.
Patsy dibebastugaskan usai memberi pertanyaan kritis ke Menteri luar Negeri Amerika Serikat saat itu Mike Pompeo, Senin (11/1)
Karena kasus tersebut Pemerintaha Joe Biden kemudian memcat Robert Reilly dan wakilnya Elisabeth Robbins, Kamis (21/1)
Dilansir NPR, dalam artikelnya pada 11 Desember 2020 menyebut bahwa Robert Reilly adalah sosok kontroversial yang kembali memimpin VOA.
Beberapa kontroversinya diantaranya menolak keras homoseksualitas, mencela agama Islam serta kebijakannya di ruang redaksi.
"Robert R Reilly memegang kendali di Voice of America dengan pandangan yang ekstrem," tulis NPR.
Saat Menjabat sebagai Direktur VOA ditunjuk oleh CEO USAGM Michael Pack,. Mereka sepakat bahwa jaringan ini harus melayani tujuan diplomatik AS, dan bukan jurnalistik ala ruang redaksi.
Bahkan hakim federal akhir tahun lalu memutuskan Michael Pack kerap berulang kali melanggar batas untuk mencampuri urusan jurnalisme VOA.
Pack mengankat Reilly pada Selasa (9/12/2020) setelah memecat PLT Dirut VOA Elez Biberaj yang tolak campur tangan pack di redaksi.
Sejauh ini, keduanya masih belum berkomentar terkait hal tersebut.
Amanda Bennett yang mundur sebagai direktur VOA pada Juni atau hanya beberapa hari setelah nominasi Pack untuk USAGM disetujui, dikutip dari Washington Post pada Jumat (4/12/2020) menulis
"Reilly adalah pilihan yang berbahya."
"Pandangannya tidak konservatif - mereka ekstrem. Sebagai kepala salah satu suara Amerika paling kuat di dunia, dia berisiko mencoreng reputasi yang akan sulit diperbaiki."
Reilly pernah sempat menjabat kepala VOA pada 2001-2002 yang kemudian ditugaskan di Departemen Pertahanan AS dan menjadi penasehat Kementerian Informasi Irak setelah invasi yang dipimpin AS.
Reilly adalah pendukung kuat invasi Irak dan ia terus pertahankan argumennya selama bertahun-tahun.
Penulis : Theo-Reza
Sumber : Kompas TV