Belum Rampung Wabah Virus Corona, Pekerja di China Tiba-tiba Tewas Akibat Hantavirus
Kompas dunia | 25 Maret 2020, 12:49 WIBCHINA, KOMPAS TV - Seorang pekerja pria dilaporkan meninggal dunia di dalam bus ketika perjalanan pulang menuju Provinsi Shandong, China.
Bukan virus corona atau Covid-19 yang jadi penyebab pria asal Provinsi Yunnan itu mengembuskan nafas terakhir, melainkan karena virus lain bernama hantavirus.
Dilansir dari China Global Times, pria itu tewas pada Senin (23/3/2020). Kejadiannya bermula pada pukul 23.00 waktu setempat, bus Shandong Leasing Limited Longwei yang berisi dua sopir, seorang petugas medis, dan 30 pekerja di Kota Mengding menempuh perjalanan ke Provinsi Shandong.
Ketika bus melewati distrik Ningshan, Provinsi Shaanxi, petugas medis di dalam bus membantu seorang pekerja yang merasa kurang enak badan. Petugas medis tersebut akhirnya menghubungi call center 120 untuk meminta pertolongan.
Tak lama setelah petugas medis datang untuk memeriksa demam dan indikasi pneumonia, pasien pria itu akhirnya tewas di Kota Ankang, Provinsi Shaanxi, China.
Baca Juga: China Siap Buka Lockdown, Inggris dan Inda Baru Jalankan Karantina Wilayah
Petugas medis menemukan kematian pekerja itu tidak berkaitan dengan virus corona, tetapi virus bernama hantavirus. Hal itu diketahui berdasarkan tes asam nukleat.
Karena kematian rekannya itu, sebanyak 32 pekerja lainnya yang berada di dalam bus diminta tes yang sama untuk mengetahui apakah terjadi penularan penyakit atau tidak.
Keesokan harinya atau pada Selasa (24/03/2020), Staf Biro Kesehatan dan Otoritas Kesehatan Ningshan, mengumumkan hasil tes asam nukleat seluruh pekerja dan sopir bus menunjukkan hasil negatif hantaivirus.
Namun, terdapat dua pasien demam dan satu orang lainnya yang berada di dalam pengawasan isolasi di rumah sakit rakyat distrik Ningshan. Pekerja lainnya juga diisolasi di beberapa titik di pusat distrik itu.
Berdasarkan Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) AS, hantavirus adalah anggota virus yang penyebarannya diawali oleh hewan pengerat tikus dan dapat menyebabkan beragam penyakit kepada manusia.
Itu antara lain bisa menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS), demam berdarah, dan bahkan sindrom ginjal (HFRS).
Penyakit ini tidak menyebar melalui udara, tetapi dapat menyebar jika orang-orang menyentuh urine, tinja, dan air liur tikus atau mengalami gigitan dari hewan perantara virus (inang) yang terinfeksi.
Baca Juga: Obat-Obatan Untuk Corona dari China Sampai di Jakarta Besok, Senin (23/3/2020)
Gejala awal HPS biasanya lelah, seperti tidak enak badan, demam, dan nyeri otot bersama dengan sakit kepala, pusing, meriang, dan sakit perut.
Jika tidak segera diobati, penyakit itu bisa menyebabkan batuk dan sesak napas, bahkan berakibat fatal dengan tingkat kematian sebanyak 38 persen menurut CDC.
Hal serupa juga dialami oleh penderita HFRS. Bedanya, penyakit yang juga disebabkan hantavirus ini memiliki gejala tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut.
HPS tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, sedangkan penularan HFRS antarmanusia sangat jarang terjadi.
Salah satu tindakan pencegahan terhadap kedua penyakit yang disebabkan hantavirus itu adalah kontrol populasi hewan pengerat.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV