> >

Gencatan Senjata Terbatas, Rusia Tetap Serang Ukraina Hingga 3 Orang Tewas di Zaporizhzhia

Kompas dunia | 22 Maret 2025, 22:46 WIB
Gencatan Senjata Terbatas Rusia Tetap Serang Ukraina Hingga 3 Orang Tewas di Zaporizhzhia
Polisi membawa jenazah seorang korban yang tewas akibat serangan pesawat nirawak Rusia di kawasan permukiman di Zaporizhzhia, Ukraina, Jumat, 21 Maret 2025. (Sumber: Foto AP/Kateryna Klochko)

KIEV, KOMPAS.TV — Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak di kota Zaporizhzhia, Ukraina, yang menewaskan tiga orang dan melukai 12 orang lainnya. Peristiwa ini dikonfirmasi oleh kata pejabat Ukraina, Sabtu (22/3/2025).

“Zaporizhzhia dihantam oleh 12 pesawat nirawak,” kata polisi setempat seperti dikutip dari The Associated Press. 

Kepala daerah Ivan Fedorov mengatakan bahwa bangunan tempat tinggal, mobil, dan bangunan umum dibakar dalam serangan Jumat malam. Foto-foto yang beredar memperlihatkan petugas layanan darurat menyisir reruntuhan untuk mencari korban selamat.

Korban tewas di Zaporizhzhia adalah tiga orang yang merupakan satu keluarga. Jenazah anak perempuan dan ayahnya telah dikeluarkan dari bawah reruntuhan. Sementara itu, dokter tidak berhasil menyelamatkan nyawa ibunya yang telah berjuang untuk tetap hidup selama 10 jam.

Pejabat di wilayah Kiev dan Dnipropetrovsk juga melaporkan kebakaran yang terjadi akibat puing-puing yang jatuh dari pesawat nirawak yang dicegat.

Baca Juga: Kim Jong-Un Bertemu Sergey Shoigu, Kembali Janjikan Dukungan Korut ke Rusia Perangi Ukraina

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem pertahanan udaranya telah menembak jatuh 47 pesawat nirawak Ukraina.

Ukraina dan Rusia sebenarnya telah menyepakati gencatan senjata terbatas pada hari Rabu lalu. Namun demikian, mereka masih belum sepakat tentang target apa yang tidak boleh diserang.

Ketiga pihak tampaknya memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang apa yang mencakup kesepakatan tersebut. Gedung Putih mengatakan energi dan infrastruktur adalah target yang tidak boleh diserang dalam gencatan senjata.

Sedangkan Kremlin menyatakan bahwa perjanjian tersebut merujuk lebih sempit, yaitu hanya infrastruktur energi yang tidak boleh diserang. Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ia juga ingin rel kereta api dan pelabuhan menjadi target yang dilindungi.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU