> >

PM Israel Benjamin Netanyahu Kena Infeksi Saluran Kemih, Prostatnya Diangkat

Kompas dunia | 29 Desember 2024, 22:40 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang kini menjadi buron Mahkamah Pidana Internasional berbicara dalam sidang parlemen Israel di Yerusalem, Senin (18/11/2024). (Sumber: Ohad Zwigenberg/Associated Press)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan mengalami infeksi saluran kemih dan mesti dirawat di rumah sakit, Minggu (29/12/2024). Kantor Perdana Menteri Israel melaporkan, Netanyahu berada di rumah sakit untuk menjalani prosedur pengangkatan prostat.

Kondisi kesehatan Netanyahu yang berusia 75 tahun menuai sorotan belakangan ini. PM Israel tersebut diketahui juga memiliki masalah jantung dan hernia.

Netanyahu dirawat di rumah sakit saat menghadapi pengadilan atas kasus korupsi dan memimpin serangan brutal Israel ke Jalur Gaza yang telah merenggut lebih dari 46.000 jiwa.

Seorang pejabat pemerintah Israel menyatakan, Tel Aviv untuk sementara akan dipimpin pelaksana tugas perdana menteri selama Netanyahu dirawat.

Menurut kantor Netanyahu, pemimpin Israel itu didiagnosis mengidap infeksi saluran kemih pada Rabu (25/12). Prostatnya dilaporkan membengkak sehingga harus diangkat.

Baca Juga: Direktur RS Terakhir yang Beroperasi di Gaza Ditangkap Israel, Seruan Pembebasannya Menggema

Infeksi yang dialami Netanyahu disebut telah terkendali dengan antibiotik. Namun, prosedur medis yang dilakukan pada Minggu (29/12) disebut tetap dibutuhkan untuk mengangkat prostatnya.

Associated Press melaporkan, menurut kepala departemen onkoogi urinologi Pusat Kesehatan Rabin Israel, dr. Shay Golan mengatakan kondisi yang dialami Netanyahu kerap ditemukan pada pria berusia 70-an dan 80-an.

Golan menyatakan, dalam kasus Netanyahu, pembengakakan prostat tidak bersifat kanker sehingga dokter kemungkinan sebatas melakukan operasi endoskopi. Pemulihan dari prosedur endoskopi disebutnya dapat memakan waktu satu hingga tiga hari setelah tindakan.

Netanyahu sakit prostat saat tekanan internasional agar Israel mengakhiri perang brutal di Gaza semakin kuat. Sejumlah pihak pun terus mendorong agar Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hamas.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU