> >

Kisah Haru Baby 81 , Korban Tsunami Samudra Hindia 20 Tahun Silam yang Telah Beranjak Dewasa

Kompas dunia | 25 Desember 2024, 04:05 WIB
FILE - Jayarasa Abilash, yang dikenal sebagai Baby 81, tertidur di pelukan ibunya Jenita, sementara ayahnya, Murugupillai, membantunya merasa nyaman selama sesi foto di New York, Rabu, 2 Maret 2005. (Sumber: Foto AP/Mary Altaffer, Arsip)

KURUKKAL MADAM, KOMPAS.TV - Dua puluh tahun setelah gelombang tsunami Samudra Hindia 2004 meluluhlantakkan Sri Lanka, kisah Jayarasa Abilash, yang lebih dikenal dengan julukan “Baby 81,” masih menjadi simbol harapan di tengah tragedi. Kini, Abilash telah berusia 20 tahun dan bercita-cita melanjutkan pendidikan tinggi di bidang teknologi informasi.

Tsunami Samudra Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004 menewaskan lebih dari 35.000 orang di Sri Lanka.

Di tengah bencana itu, Abilash, yang kala itu baru berusia dua bulan, tersapu arus deras dan ditemukan jauh dari rumahnya. 

Bayi tersebut kemudian terdaftar sebagai pasien ke-81 di rumah sakit setempat, memberinya julukan “Baby 81.”

Ayahnya, Murugupillai Jayarasa, menghabiskan tiga hari mencari keluarganya yang terpisah akibat tsunami. 

Berbekal tekad, ia berhasil menemukan istrinya, tetapi putra mereka masih belum diketahui keberadaannya. 

Harapan muncul ketika seorang perawat mengembalikan bayi itu setelah mendengar bahwa keluarganya masih hidup.

Namun, cobaan belum berakhir. Sembilan keluarga lain mengeklaim bayi itu sebagai anak mereka.

Pengadilan akhirnya memutuskan untuk melakukan tes DNA yang membuktikan bahwa bayi tersebut adalah anak kandung keluarga Jayarasa.

Baca Juga: Ledakan di Ruang Mesin Tenggelamkan Kapal Kargo Rusia di Laut Mediterania

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU