> >

Perayaan Natal di Gaza: Tak Ada Sinterklas, Tak Ada Hadiah, Hanya Bom

Kompas dunia | 24 Desember 2024, 20:55 WIB
Momen perayaan hari raya Natal dan misa oleh umat Kristiani di Gaza, Palestina. (Sumber: Gereja Keluarga Kudus Gaza via The National)

GAZA, KOMPAS.TV – Natal tahun ini kembali dirayakan dalam suasana duka di Gaza. Di tengah bayang-bayang perang yang telah berlangsung selama 14 bulan, komunitas Kristen yang tersisa memilih bertahan dengan doa dan harapan akan perdamaian. 

Di Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, seorang ayah berusia 47 tahun mengenang peristiwa tragis yang merenggut tiga anaknya dalam serangan udara Israel pada Oktober 2023.

"Kami percaya gereja adalah tempat yang aman, tetapi ternyata tidak. Saya kehilangan tiga anak yang selalu berdoa bersama saya," ujarnya dikutip dari The National, Selasa (24/12/2024).

Kehilangan serupa juga dialami Ihab Ayad, salah satu dari ratusan orang yang berlindung di gereja tersebut saat serangan terjadi. 

“Kami semua kehilangan, baik Muslim maupun Kristen. Semua orang di Gaza menghadapi kematian, kehancuran, dan kehilangan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.  

Duka juga dialami Ibrahim Jahshan yang tinggal bersama istri dan anak-anaknya di gereja Ortodoks sementara saudara laki-lakinya dan keluarganya berlindung di gereja Katolik. 

Ia kehilangan ibunya yang berusia 77 tahun karena kurangnya pengobatan untuk mengatasi stroke.

“Dunia telah melupakan Gaza. Kami masih diserang. Anak-anak tidak akan berpesta, tidak ada Sinterklas, tidak ada hadiah, hanya bom,” katanya. 

Baca Juga: Utusan Vatikan Pimpin Misa di Gaza Jelang Natal: Perang Akan Usai dan Kita Akan Membangun Kembali

“Saya katakan kepada orang-orang, jangan lupakan kami dalam doa-doa Anda, doakanlah agar kami tetap hidup. Hidup ini sangat sulit. Anak-anak saya menginginkan pakaian untuk Natal, tetapi tidak ada uang. Bagaimana kami bisa membeli apa pun?”

Di tengah duka yang mendalam, sekitar 600 umat Kristen yang berlindung di dua gereja di Gaza tetap mencoba merayakan Natal, meskipun dalam kesederhanaan. 

Di Gereja Keluarga Kudus, aktivitas kecil untuk anak-anak digelar guna memberikan sedikit pelipur lara.  

“Kami ingin Natal ini menjadi Natal penuh harapan,” kata Pastor Carlos Ferrero di Gereja Keluarga Kudus, satu-satunya paroki Katolik Roma di Gaza.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The National


TERBARU