Trump Tuduh Turki Dalangi Pemberontakan di Suriah, Ankara Membantah: Itu Keinginan Rakyat
Kompas dunia | 19 Desember 2024, 18:15 WIBANKARA, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan membantah pernyataan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bahwa Ankara mendalangi pengambilalihan kekuasaan di Suriah.
Fidan menegaskan pihaknya sekadar bekerja sama dengan "rakyat Suriah."
Turki sendiri mendukung faksi pemberontak Free Syrian Army (FSA) dalam perang saudara Suriah.
Sedangkan kelompok yang memimpin serangan yang meruntuhkan rezim Presiden Bashar Al-Assad adalah Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), kelompok milisi yang dibentuk dari bekas-bekas jaringan Al-Qaeda.
"Solidaritas kami terhadap rakyat Suriah seharusnya tidak dikarakterisasikan atau didefinisikan seakan kami memerintah di Suriah. Menurut saya itu keliru," kata Fidan dalam wawancara dengan Al Jazeera yang disiarkan, Rabu (18/12/2024).
Baca Juga: Terkuak, Kuburan Massal 100.000 Jasad Ditemukan usai Bashar Al-Assad Digulingkan Pemberontak Suriah
Sebelumnya, Trump menyebut peralihan kekuasaan di Suriah sebagai "pengambilalihan yang tidak bersahabat" oleh Turki. Namun, dia menyanjung Turki yang disebutnya "sangat pintar" karena hal itu dilakukan tanpa menimbulkan banyak korban jiwa.
Fidan membantah anggapan tersebut. Menurutnya, pemberontakan yang mengakhiri rezim Bashar Al-Assad adalah keinginan rakyat Suriah.
"Bagi rakyat Suriah, ini bukan pengambilalihan. Saya rasa jika memang ada pengambilalihan, itu adalah keinginan rakyat Suriah yang sekarang mengambil alih," ujarnya.
Dia menambahkan, Turki tidak ingin dianggap menjadi kekuatan regional yang menguasai Suriah. Menurutnya, upaya dominasi adalah penyebab konflik di kawasan Timur Tengah.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV