Wapres Filipina Terancam Dimakzulkan usai Ancam Bunuh Presiden Bongbong Marcos
Kompas dunia | 2 Desember 2024, 18:40 WIBMANILA, KOMPAS.TV — Wakil Presiden Filipina Sara Duterte diajukan untuk dimakzulkan, Senin (2/12/2024), setelah ancaman pembunuhan yang ia lontarkan terhadap Presiden Filipina Ferdinand Marcos, Jr alias Bongbong Marcos.
Pengajuan pemakzulan ini dilakukan oleh beberapa aktivis masyarakat sipil terkemuka di parlemen. Mereka menuduh Duterte telah melanggar konstitusi negara, mengkhianati kepercayaan publik, dan kejahatan tinggi lainnya, termasuk ancaman pembunuhan yang ia lontarkan terhadap presiden, istrinya, dan juru bicara parlemen.
Duterte hingga kini belum memberikan tanggapan apa pun terhadap pengajuan pemakzulan tersebut, dan juga sekitar dua lusin dugaan kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
"Kami berharap bahwa dengan pengaduan ini, kami dapat mengakhiri mimpi buruk yang telah dibawa wakil presiden kami kepada rakyat," kata Percival Cendana, yang memberikan dukungan yang diperlukan atas pengaduan tersebut.
Baca Juga: Wapres Filipina Sara Duterte Digugat Pidana Kepolisian, Bukan Gegara Ancam Bunuh Presiden Marcos Jr
Ancaman wakil presiden terhadap presiden, menurut mereka, telah menunjukkan mentalnya, kebejatannya, dan kurangnya kesehatan mental dari sang Wakil Presiden, sehingga ia diragukan untuk terus memegang jabatan tinggi tersebut.
"Hal yang sama tidak hanya merupakan pengkhianatan terhadap kepercayaan publik, tetapi juga kejahatan besar yang akan menuntut pemakzulan langsungnya dari jabatan," tulis aduan tersebut seperti dikutip dari The Associated Press.
Duterte juga dituduh memiliki kekayaan yang tidak dapat dijelaskan. Ia juga dituding telah membiarkan terjadinya pembunuhan yang tidak berdasarkan hukum, yang terjadi terhadap tersangka narkoba ketika ayahnya menjabat sebagai Wali Kota Davao City.
Masalah hukum sang Wakil Presiden telah terungkap dengan latar belakang perseteruan politiknya yang semakin sengit dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr. dan sekutunya. Ia mengatakan dalam konferensi pers daring pada 23 November bahwa ia telah menyewa seorang pembunuh untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua Parlemen Filipina Martin Romualdez jika dirinya terbunuh. Menurutnya, ancaman yang ia sebutkan bukanlah lelucon.
Dia kemudian mengatakan bahwa dia tidak mengancam Presiden, tetapi sebenarnya dia menyatakan kekhawatiran akan keselamatannya sendiri yang terancam dibunuh.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Associated Press