Iran Ancam Barat jika Kembali Mendapat Sanksi, Bakal Miliki Senjata Nuklir yang Sebelumnya Dilarang
Kompas dunia | 30 November 2024, 14:30 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Iran mengancam Barat jika kembali mendapat sanksi yang sebelumnya diberikan PBB.
Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi menegaskan Iran akan memiliki senjata nuklir yang sebelumnya dilarang jika kembali menerima sanksi dari Barat.
Araghchi mengatakan bahwa Iran telah memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk menciptakan senjata nuklir.
Baca Juga: Korea Utara Larang Jual 2 Makanan Terkenal Korea Selatan, Disebut Upaya Invasi Musuh Negara
Tetapi ia mengatakan bahwa Iran tak menyertakan bagian itu dalam strategi keamanan.
Sanksi terhadap Iran sebelumnya dicabut ketika negara itu menandatangani perjanjian pada 2015 yang bertujuan membatasi kegiatan nuklirnya.
Araghchi berbicara mengenai hal itu di Lisbon, Portugal, sebelum pertemuan antara Iran dan negosiator Eropa di Jenewa, Jumat (29/11/2024).
Ia menggambarkan pertemuan di Jenewa sebagai sesi curah pendapat untuk melihat apakah ada jalan keluar dari kebuntuan mereka.
Araghchi mengaku pesimistis dengan pertemuan itu dan mengatakan ia tak yakin Iran berbicara dengan pihak yang tepat.
Dikutip dari The Guardian, ia meyakini negara Eropa, yang diketuai Inggris, Jerman dan Prancis, akan membuat konfrontasi setelah pertemuan dewan pekan lalu dari Badan Internasional Energi Atom (IAEA).
Pada pertemuan dewan tersebut, mosi kecaman yang diajukan Eropa disahkan dengan mengatakan Iran gagal bekerja sama dengan para pengawas.
Iran juga disebut sedang membangun persediaan uranium yang tak memiliki tujuan sipil yang damai.
Araghchi mengklaim Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi, telah berjanji mencegah mosi kecaman tersebut setelah Iran menawarkan membatasi pengayaan uraniumnya pada kemurnian 60 persen.
Juga mengizinkan pengawas nuklir untuk mengunjungi lokasi nuklirnya.
“Ia gagal karena Eropa telah memutuskan arah konfrontasi,” ujar Araghchi.
Araghchi mengatakan Iran tetap berada dalam batasan perjanjian non-proliferasi nuklir dan masih mencari kerja sama.
“Kami saat ini belum ada niat melampaui 60 persen dan itulah tekad kami saat ini,” ucapnya.
“Saya ingin menekankan kembali bahwa kami memilih jalur kerja sama untuk mencapai penyelesaian yang bermartabat atas masalah ini,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa kesepakatan Iran dengan Barat terkait program nuklir mereka bukan jaminan.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Mengaku Menang Besar atas Israel, Ini yang Jadi Takarannya
Ia menegaskan jika negara Eropa kembali memberikan sanksi ke Iran di Dewan Kemanan PBB, mereka akan membuktikan kepada semua orang di Iran, bahwa doktrin mereka salah.
“Ini adalah hasil dari 10 atau 20 tahun negosiasi, dan setelah 10 tahun implementasi dan pekerjaan rumah serta semua ini, kini Iran kembali di bawah pasal tujuh (Piagam PBB), untuk apa?” ucapnya.
“Jika itu sampai terjadi, saya pikir semua orang akan yakin kami menuju arah yang salah, jadi kami harus mengubah arah. Jadi saya pikir jika langkah mundur itu terjadi, kita akan menghadapi krisis,” kata Araghchi.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian