Pemimpin Hizbullah Mengaku Menang Besar atas Israel, Ini yang Jadi Takarannya
Kompas dunia | 30 November 2024, 12:49 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengaku telah meraih kemenangan besar atas Israel.
Hal itu diungkapkan Naim Qassem, Jumat (29/11/2024), setelah gencatan senjata antara Israel-Hizbullah sudah tercapai.
Menurut Naim Qassem, kemenangan besar Hizbullah atas Israel itu melewati Juli 2006.
Baca Juga: Kim Jong-Un Tegaskan Rusia Pantas Membela Diri, Salahkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS
Pernyataan sang pemimpin itu merujuk terakhir kali Hizbullah terlibat perang dengan Israel.
Ia pun mengungkapkan takaran kemenangan besar Hizbullah tersebut dalam pernyataannya.
“Kami menang karena berhasil menghindarkan musuh dari menghancurkan Hizbullah, dari memusnahkan atau melemahkan perlawanan,” kata Naim Qassem dikutip dari The Times of Israel.
Ini merupakan pernyataan pertama Naim Qassem sejak gencatan senjata Israel Hizbullah dilakukan Rabu (27/11/2024).
Gencatan senjata tersebut terjadi lebih dari setahun setelah Hizbullah kerap meluncurkan serangan rudal dan drone ke Israel.
Kelompok perlawanan dari Lebanon itu mengatakan serangan tersebut menunjukkan dukungan terhadap warga Palestina yang dilandang perang di Gaza.
“Hizbullah menyetujui kesepakatan itu, dengan perlawanan kuat di medan perang, dan kami menunjunjung tinggi hak kami membela diri,” tutur Naim Qassem.
Gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dan Prancis itu mencapai gencatan senjata awal selama dua bulan, di mana Hizbullah harus mundur dari utara Sungai Liani, sekitar 20km dari perbatasan antara Israel dan Lebanon.
Sedangkan pasukan Israel akan kembali ke wilayah mereka di sisi lain perbatasan.
Sisi zona penyangga akan dijaga pasukan Lebanon, dan pasukan penjaga Perdamaian PBB.
Pejabat Israel mengatakan pasukannya akan ditarik secara bertahap untuk memastikan bahwa perjanjian tersebut ditegakkan.
Baca Juga: Perempuan Palestina dan 2 Anak Tewas Tergencet di Luar Toko Roti Gaza, Bukti Krisis Pangan
Israel mengatakan pihaknya berhak menyerang Hizbullah jika melanggar ketentuan gencatan senjata.
Sementara itu, Naim Qassem menegaskan pihaknya sudah siap jika Israel kembali menyerang usai gencatan senjata.
“Perlawanan akan siap mencegah musuh mengambil keuntungan dari kelemahan Lebanon, bersama dengan mitra kami, yang pertama dan terutama adalah tentara,” ucapnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Times