> >

3 Orang Tewas, 90.000 Lebih Mengungsi, Malaysia Bersiap Hadapi Banjir Terburuk dalam Satu Dekade

Kompas dunia | 29 November 2024, 21:06 WIB
Warga berjalan di jalan yang terendam banjir usai hujan lebat monsun di pusat kota Kota Bharu, Kelantan, Malaysia, Jumat, 29 November 2024. (Sumber: AP Photo/Loo Kok Chong)

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV — Malaysia tengah bersiap menghadapi banjir terburuk dalam satu dekade. Hujan monsun yang lebih lebat daripada perkiraan telah menyebabkan banjir besar di sembilan negara bagian, menewaskan tiga orang, dan memaksa lebih dari 90.000 warga mengungsi.  

Berdasarkan data Pusat Komando Bencana Nasional pada Jumat (29/11/2024), 94.778 orang dari 28.000 keluarga telah dievakuasi ke 527 tempat penampungan sementara. 

Negara bagian Kelantan menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan 63.761 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka. Diikuti Terengganu, di mana 22.511 orang mengungsi akibat banjir besar.  

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim telah menginstruksikan seluruh menteri untuk turun langsung membantu daerah terdampak. 

Ia juga melarang para menteri mengambil cuti demi memastikan penanganan bencana berjalan maksimal.  

“Semua menteri diminta berada di lapangan. Ya, cuti mereka dibekukan,” ujar Anwar, dikutip dari Bernama.  

Langkah ini diambil mengingat prediksi cuaca yang menunjukkan potensi curah hujan lebih deras bulan depan, yang kemungkinan akan memperluas wilayah terdampak. 

Baca Juga: Malaysia Healthcare Travel Council Gelar Pameran Wisata Medis di Kota Palembang

Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan banjir tahun ini bisa lebih buruk dibandingkan peristiwa serupa pada 2014.

Sebagai informasi, saat itu, lebih dari 250.000 orang mengungsi, dan 21 orang meninggal dunia.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, pemerintah telah memobilisasi lebih dari 83.000 personel dengan dukungan ribuan peralatan penyelamatan, termasuk perahu penyelamat, kendaraan lapangan, dan 31 helikopter. 

Sebanyak 8.481 tempat penampungan sementara juga telah disiapkan untuk menampung hingga dua juta orang.

“Melihat tingkat keparahan situasi, semua pihak telah dikerahkan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan korban banjir,” kata Zahid.

Banjir merupakan bencana tahunan di Malaysia yang rutin terjadi selama musim monsun dari November hingga Maret.

Departemen Meteorologi setempat memperkirakan lima hingga tujuh episode hujan lebat akan terjadi sepanjang musim ini.

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Sarawak Malaysia: Tujuh WNI Tewas, Ini Identitasnya

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Bernama/The Associated Press


TERBARU