500 Tentara Korea Utara Tewas Terbunuh di Kursk, Disebut akibat Serangan Rudal Storm Shadow
Kompas dunia | 25 November 2024, 21:05 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Sebanyak 500 tentara Korea Utara tewas terbunuh di Kursk akibat serangan rudal Storm Shadow buatan Inggris yang diluncurkan Ukraina.
Jumlah tersebut diungkapkan media Ukraina yang menyebut 500 tentara Ukraina tersebut tewas pada serangan yang terjadi Rabu (20/11/2024).
Media Ukraina RBC Ukraine pada Minggu (24/11/2024), mengutip media militer Global Defence Corp, terkait laporan tersebut.
Baca Juga: Reaksi Presiden Filipina Marcos Jr usai Diancam Dibunuh Wapres Sara Duterte: Saya Akan Melawannya
Dilansir dari KBS World, Senin (25/11/2024), laporan RBC Ukraine mengungkapkan, selain membunuh 500 tentara Korea Utara, serangan itu juga melukai tiga orang lainnya.
Mereka mengungkapkan, korban terluka itu adalah dua perwira dan seorang perempuan, yang diyakini merupakan penerjemah.
Media tersebut juga mengatakan, serangan rudal Storm Shadow tersebut telah membunuh 18 tentara Rusia dan melukai 33 orang lainnya.
Kematian tentara Korea Utara di Kursk juga diungkapkan oleh intelijen Korea Selatan.
Seperti dilaporkan The Korea Herald, Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS) mengonfirmasikan untuk pertama kalinya tentara Korea Utara tewas dan terluka.
Namun, NIS tak mengungkapkan secara pasti jumlah dari kerugian tentara Korea Utara tersebut.
Pada 20 November lalu, pada pengarahan kepada Majelis Nasional Korea Selatan, NIS mengatakan tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Kursk, yang berbatasan dengan Ukraina.
Beberapa di antaranya juga telah ikut serta dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.
Pada bulan lalu, NIS telah mengungkapkan Korea Utara telah mengirimkan sekitar 10.900 tentaranya, yang kebanyakan pasukan khusus, untuk berperang bersama Rusia.
Baca Juga: Hindari Wajib Militer, Pria Korea Selatan Sengaja Gemukkan Diri, tapi Akhirnya Ditangkap
Menurut NIS, banyak dari tentara Korea Utara yang dikerahkan berada di usia akhir remaja atau di awal 20 tahunan.
NIS pun mengungkapkan adanaya kekhawatiran jumlah korban besar dari militer Korea Utara karena mereka tak terlatih di perang modern.
NIS juga mengatakan bahwa berdasarkan laporan intelijennya, jenderal Korea Utara seperti Kim Yong-bok, yang merupakan Wakil Kepala Staf Jenderal Operasi Pasukan Khusus, membantu Rusia di garis depan perang.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : KBS News/The Korea Herald