> >

Korea Selatan: Rusia Pasok Rudal Untuk Korut Sebagai Timbal Balik Bantuan Pasukan

Kompas dunia | 22 November 2024, 19:17 WIB
Foto arsip ketika Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berpose untuk dalam upacara penandatanganan kemitraan baru di Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. (Sumber: Kristina Kormilitsyna, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

SEOUL, KOMPAS.TV – Korea Selatan menyatakan bahwa Rusia memasok rudal pertahanan udara ke Korea Utara sebagai imbalan atas pengiriman pasukan mereka untuk mendukung Rusia melawan Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh pejabat tinggi Korea Selatan, Jumat (22/11/2024). 

Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Ukraina mengatakan Korea Utara mengirim lebih dari 10.000 tentara ke Rusia pada bulan Oktober, beberapa di antaranya baru-baru ini mulai terlibat dalam pertempuran. Namun belum diketahui apa yang akan diberikan Rusia kepada Korea Utara sebagai imbalannya. 

Shin Wonsik, penasihat keamanan nasional untuk Presiden Yoon Suk Yeol, mengatakan kepada sebuah program TV SBS pada Jumat (22/11/2024) bahwa Korea Selatan kini telah mengetahui Rusia menyediakan rudal dan peralatan lainnya untuk memperkuat pertahanan udara Pyongyang. 

Banyak pengamat mengatakan bahwa Korea Utara kemungkinan merasa bahwa meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya sudah mendesak. Pada bulan lalu, Korea Utara menuduh Korea Selatan telah menjatuhkan selebaran propaganda di atas Pyongyang.

Korea Utara kemudian mengancam akan mengambil tindakan militer jika selebaran itu dijatuhkan lagi. Militer Korea Selatan menolak mengonfirmasi apakah mereka ada berada di balik dugaan penerbangan pesawat nirawak tersebut.

Baca Juga: Reaksi Rusia Usai Tentara Korea Utara Disebut Lakukan Pelecehan Seksual di Kursk, Langsung Dibela?

Shin mengatakan Rusia juga memberikan bantuan ekonomi kepada Korea Utara dan berbagai teknologi militer, termasuk yang dibutuhkan untuk membantu Korea Utara membangun sistem pengawasan berbasis ruang angkasa yang andal.

Dalam pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa Moskow bersedia membantu Korea Utara membangun satelit. 

Korea Utara menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit pada November tahun lalu, tetapi para ahli asing mempertanyakan apakah satelit itu dapat menghasilkan citra yang bermakna secara militer. Upaya Korea Utara untuk meluncurkan satelit mata-mata kedua gagal pada bulan Mei.

Seoul dan Washington telah menyuarakan kekhawatiran tentang kemungkinan transfer teknologi nuklir dan rudal sensitif Rusia ke Korea Utara. Shin tidak mengatakan apakah Rusia telah mentransfer teknologi tersebut. Banyak ahli mengatakan tidak mungkin bagi Rusia untuk melakukannya pada tahap awal penempatan pasukan Korea Utara.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : The Associated Press


TERBARU