Gunung Berapi di Islandia Erupsi, Letusan ke-7 dalam Setahun Terakhir
Kompas dunia | 21 November 2024, 15:13 WIBGRINDAVIK, KOMPAS.TV — Sebuah gunung berapi di Semenanjung Reykjanes di Islandia memuntahkan lava dalam letusan ketujuhnya sejak Desember 2023.
Letusan tersebut dimulai tanpa peringatan pada pukul 11:14 malam hari, Rabu (20/11/2024) dan menciptakan celah sepanjang sekitar tiga kilometer. Meskipun sangat aktif, tetapi letusan kali ini diperkirakan jauh lebih kecil dari letusan sebelumnya pada bulan Agustus.
"Dalam gambaran besar, ini sedikit lebih kecil dari letusan terakhir dan letusan yang terjadi pada bulan Mei," kata Magnús Tumi Guðmundsson, seorang profesor geofisika yang terbang di atas letusan tersebut bersama badan Perlindungan Sipil untuk memantau letusan tersebut.
Baca Juga: BNPB Ubah Jarak Aman Gunung Lewotobi 8 Km, Bagaimana Nasib Pengungsi?
Meskipun letusan itu tidak menimbulkan ancaman bagi perjalanan udara, pihak berwenang memperingatkan tentang emisi gas di beberapa bagian semenanjung, termasuk kota terdekat yang bernama Grindavík.
Letusan gunung berapi yang berulang di dekat Grindavík, sebuah kota berpenduduk 3.800 orang sekitar 50 kilometer di barat daya ibu kota, Reykjavik, telah merusak infrastruktur dan properti serta memaksa banyak penduduk pindah untuk menjamin keselamatan mereka.
“Grindavík tidak dalam bahaya dan kecil kemungkinan retakan ini akan bertambah panjang, meskipun tidak ada yang dapat dikesampingkan,” kata Magnús Tumi.
Baca Juga: Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus 2 Kali Sore Ini, Abu Vulkanik Capai 1 Km
Seperti dikutip dari The Associated Press, sekitar 50 rumah segera dievakuasi setelah badan Perlindungan Sipil mengeluarkan peringatan, bersama dengan tamu di resor Blue Lagoon yang terkenal.
Islandia, yang berada di atas titik panas vulkanik di Atlantik Utara, rata-rata mengalami satu letusan setiap empat hingga lima tahun. Yang paling mengganggu dalam beberapa waktu terakhir adalah letusan gunung berapi Eyjafjallajokull tahun 2010, yang memuntahkan awan abu ke atmosfer dan mengganggu perjalanan udara lintas Atlantik selama berbulan-bulan.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Associated Press