Utusan AS Bertemu Ketua Parlemen Lebanon, Gencatan Senjata Diharapkan Segera Terwujud
Kompas dunia | 20 November 2024, 12:43 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Utusan Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein mengatakan bahwa dia dan pejabat di Lebanon telah melaksanakan pembicaraan yang sangat konstruktif tentang kemungkinan gencatan senjata dalam perang Israel-Lebanon, Selasa (19/11/2024).
Pertemuan Hochstein tersebut diadakan dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, yang merupakan sekutu Hizbullah yang dapat menjadi tokoh penengah bagi para militan.
Kedatangan Hochstein terjadi hanya beberapa jam setelah serangan Israel di pusat kota Beirut yang menewaskan lima orang. Itu adalah serangan Israel ketiga di jantung kota Beirut dalam dua hari terakhir.
"Hari ini, kami terus mempersempit kesenjangan secara signifikan," kata Hochstein, sehari setelah Hizbullah dilaporkan memberikan tanggapan positif terhadap rancangan usulan AS untuk mengakhiri perang selama 13 bulan tersebut.
Baca Juga: Timur Tengah Terkini: Utusan AS Tiba di Lebanon untuk Kemungkinan Gencatan Senjata
Usulan AS tersebut dapat berdampak pada ditariknya pasukan Israel dari Lebanon. Demikian pula sebaliknya, kelompok militan Hizbullah menarik diri dari perbatasan Israel. Selain itu, diharapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan mengirimkan pasukan penjaga perdamaian ke zona penyangga di Lebanon selatan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Seperti dikutip dari The Associated Press, serangan udara Israel pada hari Selasa menghantam pangkalan militer Lebanon di kota selatan Sarafand, hingga menewaskan tiga tentara. Serangan tersebut merupakan yang paling mematikan kedua terhadap tentara Lebanon dalam beberapa hari terakhir. Hingga saat ini tidak ada komentar dari Israel mengenai serangan tersebut.
Baca Juga: G20 Tegaskan Dukung Gencatan Senjata di Gaza, Lebanon, dan Ukraina
Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan dan pertempuran Israel di Lebanon telah menewaskan lebih dari 3.500 orang dan melukai 15.000 orang. Perang tersebut telah menyebabkan hampir 1,2 juta orang mengungsi, atau seperempat dari populasi Lebanon.
Di pihak Israel, sebanyak 87 tentara dan 50 warga sipil, termasuk beberapa pekerja asing yang bekerja di bidang pertanian, telah tewas akibat serangan yang melibatkan roket, pesawat nirawak, dan rudal.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari
Sumber : The Associated Press