> >

Putin Respons Tuduhan Barat Soal Tentara Korea Utara di Rusia: AS dan Barat yang Memulai

Kompas dunia | 25 Oktober 2024, 19:30 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin selama upacara foto bersama untuk para kepala delegasi pada KTT BRICS ke-16 di Kazan, 23 Oktober 2024. Keanggotaan NATO tidak menjadi hambatan bagi sebuah negara untuk bergabung dengan BRICS, menurut Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov. (Sumber: BRICS 2024)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan jawaban penuh terhadap tuduhan yang menyebut keterlibatan Korea Utara di Rusia sebagai bentuk eskalasi konflik Ukraina. 

Ia menegaskan, Rusia bukan pemicu utama eskalasi di Ukraina. Putin justru menyatakan bahwa intervensi Barat, terutama NATO, menjadi faktor pendorong utama dalam konflik ini. 

“Bukan tindakan Rusia yang memicu eskalasi di Ukraina, melainkan kudeta tahun 2014 yang didukung terutama oleh Amerika Serikat,” tegas Putin dalam konferensi pers usai KTT BRICS, Kamis (24/10/2024).

Putin memulai dengan memperjelas bahwa akar konflik Ukraina berasal dari peran AS dalam mendukung kudeta 2014 di Ukraina.  

Ia menggarisbawahi adanya bukti publik yang menunjukkan besarnya dukungan finansial yang diberikan oleh pemerintahan AS kala itu untuk mengatur kudeta tersebut.

Putin melanjutkan dengan mengatakan bahwa, pascakudeta, Rusia ditipu selama delapan tahun oleh janji-janji bahwa semua pihak berkomitmen menyelesaikan konflik Ukraina dengan cara damai melalui Kesepakatan Minsk. 

Namun, ia mengungkapkan bahwa kemudian beberapa pemimpin Eropa mengakui secara terbuka bahwa mereka memanfaatkan waktu itu untuk memperkuat militer Ukraina.

Putin menguraikan bahwa dukungan militer Barat kepada Kiev semakin memperparah situasi. “Langkah-langkah eskalasi lebih lanjut dilakukan oleh negara-negara Barat yang secara aktif mempersenjatai rezim Kiev,” jelasnya. Menurut Putin, tindakan ini telah menyebabkan keterlibatan langsung pasukan NATO dalam konflik.

Baca Juga: Putin Usulkan Pembentukan Platform Ekonomi BRICS yang Bebas dari Dominasi Negara Lain

Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tersenyum selama pertemuan mereka di Bandara Internasional Pyongyang Sunan di luar Pyongyang, Korea Utara, pada 19 Juni 2024. (Sumber: AP Photo)

Ia menyatakan pasukan Barat berpartisipasi di Ukraina dengan menggunakan senjata canggih seperti rudal ATACMS dan Storm Shadow. 

“Tentara Ukraina tidak mungkin bisa menjalankan operasi-operasi ini tanpa dukungan pengintaian ruang angkasa, penentuan target, dan perangkat lunak Barat,” tambah Putin, menekankan bahwa operasi militer Ukraina membutuhkan keterlibatan langsung para perwira NATO.

Putin juga menguraikan tindakan-tindakan tertentu di Laut Hitam yang melibatkan kendaraan tak berawak yang dikerahkan oleh negara-negara Eropa anggota NATO. “Kami tahu siapa yang ada di sana, dari negara Eropa mana mereka berasal - anggota NATO,” jelasnya, menggambarkan metode yang digunakan dalam operasi-operasi ini.

Dalam konteks hubungan dengan Korea Utara, Putin menyatakan Rusia baru saja meratifikasi Perjanjian Kemitraan Strategis yang mencakup Pasal 4, dan menegaskan kepemimpinan Korea Utara memperlakukan perjanjian ini dengan sangat serius. 

Putin menegaskan Rusia akan menentukan sendiri bagaimana melaksanakan kemitraan ini. "Namun, kami yang akan menentukan apa yang akan kami lakukan dan bagaimana kami akan melakukannya," kata Putin.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kremlin Transcripts


TERBARU