PBB: Gaza Perlu 350 Tahun untuk Bangkit bila Terus Alami Blokade oleh Israel
Kompas dunia | 24 Oktober 2024, 07:20 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV — Badan-badan PBB telah lama memperingatkan bahwa Gaza bisa membutuhkan puluhan tahun untuk pulih dari serangan militer Israel terhadap Hamas, salah satu serangan militer paling mematikan dan destruktif sejak Perang Dunia II. Namun, laporan terbaru menunjukkan angka yang jauh lebih lama, berabad-abad.
Laporan dari Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB UNCTAD yang dirilis Senin, 21 Oktober 2024, menyatakan jika perang berakhir besok dan Gaza kembali ke situasi sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, diperlukan 350 tahun untuk memulihkan ekonomi Gaza yang sudah babak belur agar kembali ke kondisi rapuh sebelum perang.
Sebelum perang, Gaza sudah berada di bawah blokade Israel dan Mesir yang diberlakukan setelah Hamas mengambil alih kekuasaan pada 2007. Empat perang sebelumnya serta perpecahan antara Hamas dan Otoritas Palestina di Tepi Barat juga telah memperburuk ekonomi Gaza.
Perang saat ini telah menyebabkan kehancuran besar di seluruh wilayah Gaza, dengan banyak lingkungan hancur lebur, serta infrastruktur penting yang rusak parah.
Puing-puing yang menggunung bercampur mayat membusuk dan amunisi yang belum meledak harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum rekonstruksi dapat dimulai.
"Setelah gencatan senjata tercapai, kembali ke status quo sebelum Oktober 2023 tidak akan membawa Gaza pada jalur pemulihan dan pembangunan berkelanjutan," sebut laporan tersebut.
"Jika tren pertumbuhan 2007–2022 kembali dengan rata-rata tingkat pertumbuhan 0,4 persen, Gaza akan membutuhkan 350 tahun hanya untuk memulihkan tingkat PDB 2022."
Baca Juga: Amnesty International: Eropa dan AS Terus Pasok Senjata meski Israel Dituduh Genosida di Gaza
Meskipun begitu, PDB per kapita diprediksi terus menurun secara drastis seiring pertumbuhan populasi, kata laporan tersebut.
Israel berargumen blokade diperlukan untuk mencegah Hamas mengimpor senjata, serta menuding kelompok militan tersebut sebagai penyebab utama penderitaan Gaza.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press