> >

Adik Kim Jong-un Kecam Korea Selatan dan Ukraina, Sebut Kedua Negara Anjing Buruk Peliharaan AS

Kompas dunia | 23 Oktober 2024, 11:18 WIB
Kim Yo Jong, adik dari Kim Jong-un saat di Vietnam tahun 2019. Kim Yo Jong menyatakan spekulasi tentang kesepakatan senjata antara Korea Utara dan Rusia sebagai paradoks paling absurd. (Sumber: AP Photo)

PYONGYANG, KOMPAS.TV — Kim Yo-jong, adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, pada Selasa (22/10/2024) melontarkan kecaman keras terhadap Korea Selatan dan Ukraina. 

Dalam pernyataannya, ia menuduh kedua negara melakukan provokasi militer terhadap Pyongyang, bahkan menyamakan keduanya dengan "anjing buruk yang dipelihara oleh Amerika Serikat."

Pernyataan itu dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Badan Intelijen Korea Selatan mengeklaim bahwa Korea Utara mengirim pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.

Tuduhan tersebut menambah ketegangan di tengah hubungan yang sudah memanas antara Korea Utara dan negara-negara tetangganya.

Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Korean Central News Agency (KCNA), Kim Yo-jong memperingatkan bahwa provokasi militer terhadap negara bersenjata nuklir seperti Korea Utara dapat menyebabkan konsekuensi mengerikan. 

"Provokasi militer terhadap negara dengan senjata nuklir dapat mengarah pada situasi yang mengerikan, yang bahkan tidak dapat dibayangkan oleh politisi dan pakar militer di negara besar atau kecil manapun dengan pemikiran normal," ujar Kim dikutip dari Yonhap.

Ia secara khusus menargetkan Korea Selatan dan Ukraina, menyebut tindakan mereka sebagai ulah "orang gila." 

"Tidak ada kejadian serupa yang bisa dilakukan, kecuali oleh orang-orang gila di rezim Seoul dan Kyiv. Tindakan seperti ini hanya bisa dilakukan oleh orang gila di rezim tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Korea Utara Bantah Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia dalam Perang Ukraina: Rumor Tak Berdasar

Kim Yo-jong juga mengkritik Seoul dan Kyiv karena dianggap membuat pernyataan sembrono tentang negara-negara dengan senjata nuklir. 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU