> >

Setahun Perang Israel di Gaza, MER-C Ungkap Kondisi Rumah Sakit Indonesia

Kompas dunia | 9 Oktober 2024, 22:59 WIB
Reruntuhan bekas kompleks bangunan di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza hasil serangan udara dan serangan darat pasukan Israel. Foto diambil pada 13 September 2024. (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melaporkan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza sudah bisa beroperasi kembali usai sempat diserang dan diduduki pasukan Israel. Namun, RS Indonesia mengalami kerusakan usai serangan tersebut dan belum bisa beroperasi sepenuhnya.

Ketua EMT MER-C Arief Rachman menyebut pihaknya telah melakukan sejumlah renovasi usai serangan Israel. Renovasi ini ditanggung dengan dana kemanusiaan yang disalurkan melalui organisasi tersebut.

"Di awal aktivitas renovasi, kami mulai dengan merehabilitasi panel surya yang ada di atap Rumah Sakit Indonesia yang seluruhnya mengalami kerusakan. Pada tahap awal ini, sekitar 20 panel surya sudah kami ganti," kata Arief dalam konferensi pers pada Rabu (9/10/2024).

Baca Juga: Tel Aviv Terus Gempur Gaza dan Lebanon, Erdogan Murka: Israel Organisasi Teroris Zionis!

Relawan MER-C yang baru pulang dari Gaza, Dany K Ramdhan menyebut RS Indonesia telah merawat lebih dari 1.000 pasien sejak serangan Israel pada Oktober 2023 lalu.

Dany menyebut RS Indonesia saat ini baru bisa beroperasi 60 persen dari kapasitas. RS Indonesia disebutnya juga butuh sumber energi. Selama ini, rumah sakit tersebut mengandalkan energi dari panel surya dan solar Badan Kesehatan Dunia (WHO).

"Kondisi saat ini, rumah sakit tersebut hanya 60 persen dari kapasitas. Kenapa? Karena masih ada beberapa kerusakan, terutama di lantai tiga dan lantai empat. Termasuk sumber energi, yaitu listrik sangat berkekurangan," kata Dany.

Selain itu, Dany menyatakan bahwa RS Indonesia membutuhkan dokter subspesialis atau dokter umum. Adapun subspesialisasi yang dibutuhkan antara lain adalah saraf perifer, tulang belakang, radiologi, bedah plastik, neurologi, dan bedah saraf.

"Besar harapan kami agar adanya dukungan dari pemerintah, terutama untuk masalah perizinan karena dokter-dokter spesialis atau umum yang berangkat ke sana mau tidak mau pasti membutuhkan izin untuk meninggalkan pekerjaan di Indonesia," katanya.

MER-C sendiri berencana mengirimkan gelombang relawan keenam ke Jalur Gaza dalam waktu dekat. Saat ini terdapat empat relawan MER-C yang beroperasi di enklave tersebut.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU