> >

Fakta-Fakta 7 Petinggi Hizbullah yang Dibunuh Israel dan Calon Pemimpin yang Tersisa

Kompas dunia | 30 September 2024, 07:04 WIB
Pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah berpidato di hadapan khalayak ramai selama hari raya Asyura 2015, di pinggiran selatan Beirut, Lebanon. Kelompok Hizbullah di Lebanon mengumumkan pada hari Sabtu, 28 September 2024, bahwa pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, hari Jumat. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS.TV — Dalam waktu lebih dari seminggu, serangan udara intensif Israel di Lebanon telah membunuh tujuh komandan dan pejabat tinggi Hizbullah, kelompok yang paling berpengaruh di wilayah tersebut, termasuk pemimpin tertingginya, Hassan Nasrallah.

Kejadian ini mengguncang Lebanon dan sebagian besar Timur Tengah, sementara pejabat Israel merayakan pencapaian besar dalam operasi militer dan intelijen mereka.

Hizbullah sebelumnya membuka front untuk mendukung sekutunya, Hamas, di Jalur Gaza sehari setelah serangan mendadak yang dilakukan oleh kelompok Palestina tersebut ke wilayah selatan Israel. Serangan terbaru di Lebanon dan pembunuhan Hassan Nasrallah menandai eskalasi signifikan dalam konflik Timur Tengah yang kini melibatkan langsung Israel dan Hizbullah.

Sebagai kekuatan politik dan militer paling kuat di Lebanon, Hizbullah kini menghadapi pukulan telak, kehilangan beberapa anggota kunci sejak pendiriannya pada awal 1980-an. 

Baca Juga: Hizbullah Umumkan Pemimpin Mereka Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Udara Israel

Ibrahim Aqil, kiri, bersama Hashem Safieddine, kanan, yang kemungkinan besar akan menjadi penerus Nasrallah, yang telah memimpin Hizbullah selama 32 tahun sebelum meninggal pada Jumat. (Sumber: Times of Israel)

Hassan Nasrallah

Sejak 1992, Hassan Nasrallah memimpin Hizbullah melalui berbagai perang dengan Israel, dan memantapkan kelompok ini sebagai pemain penting di politik Lebanon. Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah terlibat dalam konflik regional yang menjadikannya kekuatan paramiliter terbesar di Lebanon. Nasrallah juga memainkan peran penting dalam mendukung kelompok bersenjata pro-Iran di Irak dan Yaman, serta mempertahankan kekuasaan Presiden Suriah Bashar Assad selama perang saudara yang dimulai pada 2011.

Namun, Nasrallah adalah figur yang kontroversial di Lebanon. Para pendukungnya memuji perannya dalam mengakhiri pendudukan Israel di Lebanon selatan pada tahun 2000, sementara lawan-lawannya mengecam kepemimpinan Nasrallah atas persenjataan Hizbullah yang dinilai membahayakan kedaulatan Lebanon, dan karena kebijakan unilateralnya yang dianggap lebih melayani agenda Iran.

Nabil Kaouk

Nabil Kaouk, yang tewas dalam serangan udara pada hari Sabtu (28/9/2024), adalah wakil ketua Dewan Pusat Hizbullah. Ia bergabung dengan kelompok tersebut pada awal pembentukannya pada tahun 1980-an dan pernah menjabat sebagai komandan militer Hizbullah di Lebanon selatan dari tahun 1995 hingga 2010. Kaouk juga sering tampil di media dan berbicara di berbagai acara, termasuk dalam upacara pemakaman anggota Hizbullah yang tewas. Kaouk bahkan dianggap sebagai salah satu calon penerus Nasrallah.

Baca Juga: Ancaman Terbaru Netanyahu: Tiada Tempat di Iran atau Timur Tengah yang Tidak Bisa Dijangkau Israel

Para anggota Hizbullah mengibarkan bendera kelompok tersebut dan meneriakkan yel-yel saat menghadiri prosesi pemakaman komandan mereka, Ibrahim Kobeisi dan Hussein Ezzedine, di selatan Kota Beirut, Lebanon, Rabu (25/9/2024). (Sumber: AP Photo/Hassan Ammar)

Ibrahim Aqil

Ibrahim Akil merupakan komandan tinggi Hizbullah dan memimpin Pasukan Radwan, unit elite Hizbullah yang menjadi target utama Israel di perbatasan Lebanon. Ia juga anggota Dewan Jihad, badan militer tertinggi Hizbullah, dan selama bertahun-tahun menjadi target buruan Amerika Serikat (AS). Akil diduga terlibat dalam serangan bom terhadap Kedutaan Besar AS di Beirut pada tahun 1983 dan penculikan sandera Jerman serta Amerika.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU