Rusia Desak Israel Stop Gunakan Teror untuk Selesaikan Konflik Politik
Kompas dunia | 30 September 2024, 07:10 WIB
NEW YORK, KOMPAS.TV – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov meminta Israel menghentikan penggunaan "metode yang pada dasarnya teroristik" dalam menyelesaikan konflik politik.
Pernyataan itu disampaikan Lavrov terkait pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Israel lewat serangan udara ke selatan Kota Beirut, Lebanon, Jumat (27/9/2024) waktu setempat.
Dalam konferensi pers di New York, Sabtu (28/9/2024) atau Minggu WIB, Lavrov menyatakan dirinya punya kesan Israel berupaya memprovokasi Iran dan Hizbullah, untuk mendorong Amerika Serikat terlibat langsung dalam konflik.
Baca Juga: Menlu Retno Sindir Netanyahu di Sidang Umum PBB: Bagaimana Kita Percaya Israel Mendamba Perdamaian?
Diplomat Rusia tersebut mencatat pembunuhan Nasrallah bukanlah langkah provokatif pertama Israel.
Sebelumnya, Israel juga diduga kuat membunuh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, saat ia berada di ibu kota Iran, Teheran, pada Juli 2024. Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pemakaman Presiden Ebrahim Raisi.
Sebelum itu, Israel juga menyerang misi diplomatik Iran di ibu kota Suriah, Damaskus.
"Kelihatannya Israel ingin menciptakan alasan bagi AS untuk terlibat dalam perang ini. Dan untuk menciptakan alasan itu, Israel telah memprovokasi Iran dan Hizbullah. Dalam situasi ini, kepemimpinan Iran bertindak dengan sangat bertanggung jawab," kata Lavrov, dikutip dari Anadolu.
"Saya tidak berpikir ini adalah jalur yang benar, dan saya yakin pertumpahan darah harus segera dihentikan."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Anadolu