> >

Rusia Keras di Sidang Umum PBB, Serukan Dunia Multipolar dan Kecam Dominasi Barat yang Dimotori AS

Kompas dunia | 29 September 2024, 09:15 WIB
Dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-79, Sabtu (28/9/2024), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan Rusia tidak bertanggung jawab atas terhentinya kerja badan-badan PBB dan menuding bahwa kesalahan harus diarahkan kepada Barat. (Sumber: TASS)

NEW YORK, KOMPAS.TV – Rusia kembali menyerukan pentingnya pembentukan tatanan dunia multipolar dan mengecam kebijakan hegemoni atau dominasi Barat yang dianggap merusak sistem kerja sama global. 

Dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-79, Sabtu (28/9/2024), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan Rusia tidak bertanggung jawab atas terhentinya kerja badan-badan PBB dan menuding bahwa kesalahan harus diarahkan kepada Barat.

Lavrov menyebut kebijakan Barat yang arogan dan agresif terhadap Rusia tidak hanya menghancurkan gagasan kerja sama global yang dipromosikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, tetapi juga semakin mengganggu sistem tata kelola global, termasuk Dewan Keamanan PBB. 

"Ini bukan pilihan kami, dan bukan kami yang akan menanggung konsekuensi dari arah berbahaya ini," ujarnya.

Lavrov menegaskan kebijakan hegemoni Barat hanya akan memicu konfrontasi yang efeknya dirasakan oleh seluruh dunia. "Mayoritas dunia dengan jelas melihat bahwa konfrontasi dan hegemoni tidak akan menyelesaikan masalah global apa pun," tambahnya.

"Jika Barat tidak berhenti, dampak buruk dari tindakan ini akan dirasakan oleh semua," tandas Lavrov. 

Baca Juga: Indonesia Ikut Walk-Out Saat Netanyahu Bicara di Sidang Umum PBB, PM Israel Umbar Kemarahan

Menurutnya, kebijakan hegemonis kolektif Barat secara sengaja menghambat kemunculan tatanan dunia multipolar yang berbasis pada kesetaraan hak antara negara besar dan kecil, penghormatan terhadap individu, kesetaraan gender, serta hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri.

"Hal yang sama berlaku pada prinsip non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara berdaulat. Prinsip ini, dengan sangat memalukan, diblokir oleh Amerika Serikat dan sekutunya pada KTT Masa Depan dalam upaya untuk mengadopsi pakta terkait," lanjut Lavrov.

Lavrov juga menyerukan agar PBB tidak tinggal diam dalam mengungkap kebenaran atas sabotase terhadap pipa gas Nord Stream dan provokasi di Bucha.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : TASS


TERBARU