> >

Poin-Poin Draf Perubahan Doktrin Nuklir Rusia yang Akan Diputuskan Putin dan Bikin Ngeri Barat

Kompas dunia | 26 September 2024, 14:25 WIB
Foto yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia bertanggal 26 Oktober 2022 memperlihatkan rudal balistik antarbenua, Yars, diuji coba sebagai bagian dari latihan nuklir Rusia dari lokasi peluncuran di Plesetsk, Rusia bagian barat laut. (Sumber: TASS/AP Photo )

 

MOSKOW, KOMPAS.TV – Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (25/9/2024), menerima draf Perubahan Doktrin Tanggapan Nuklir Rusia yang saat ini dalam proses pengambilan keputusan. 

Dalam pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang membahas pencegahan nuklir itu, Putin menguraikan parameter dasar dokumen yang diperbarui tersebut, yang dikenal secara formal sebagai "Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Negara tentang Pencegahan Nuklir."

Dokumen ini memberikan landasan penggunaan senjata nuklir, yang didefinisikan sebagai langkah ekstrem untuk melindungi kedaulatan negara.

Namun, perkembangan geopolitik terkini dan ancaman militer baru membuat Rusia memandang perlu untuk merevisi dokumen tersebut.

Versi baru dokumen doktrin tanggapan nuklir tersebut sudah diserahkan kepada Putin, tetapi belum disahkan.

Berikut poin-poin perubahan dokumen mahapenting tersebut yang bikin ngeri Barat dan Ukraina, seperti dikutip dari TASS.

Baca Juga: Perubahan Doktrin Nuklir Rusia: Serangan Dibantu Kekuatan Nuklir Bisa Picu Respons Nuklir Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai pencegahan nuklir di Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu, 25 September 2024. (Sumber: Sputnik)

Perubahan dalam Doktrin Tanggapan Nuklir Rusia

Revisi tersebut memperluas daftar negara dan aliansi militer yang menjadi subjek pencegahan nuklir.

Penambahan lebih banyak entri dalam daftar ancaman militer yang harus dinegasikan dengan pencegahan nuklir.

Agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir, tetapi dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir, diusulkan untuk dipandang sebagai serangan gabungan terhadap Rusia.

Informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran besar-besaran pesawat strategis atau taktis menuju Rusia, atau peluncuran rudal jelajah, drone, senjata hipersonik menuju wilayah Rusia, dapat diartikan sebagai alasan yang cukup untuk melakukan respons nuklir oleh Moskow.

Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi terhadap dirinya dan sekutunya, Belarus.

Ancaman kritis terhadap kedaulatan Rusia dengan senjata konvensional akan dianggap cukup untuk memicu respons nuklir.

Baca Juga: Putin Bakal Gunakan Nuklir di Ukraina, Xi Jinping Langsung Bereaksi Peringatkan Presiden Rusia

Sikap Rusia terhadap Senjata Nuklir

Rusia memiliki sikap bertanggung jawab terhadap senjata nuklir dan berusaha mencegah penyebarannya di seluruh dunia.

Triad nuklir tetap menjadi jaminan penting bagi keamanan Rusia dan instrumen untuk menjaga keseimbangan global.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : TASS


TERBARU