> >

Wabah Kolera Sudan Tewaskan Lebih dari 430 Orang di Tengah Perang Sipil yang Terus Berkecamuk

Kompas dunia | 26 September 2024, 05:35 WIB
Tentara Sudan dari unit Rapid Support Forces yang dipimpin Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, deputi kepala dewan militer, berada di Provinsi Nil Timur, Sudan, 22 Juni 2019. (Sumber: AP Photo/Hussein Malla)

KHARTOUM, KOMPAS.TV - Wabah kolera yang melanda Sudan dalam satu bulan terakhir telah merenggut nyawa 430 orang di tengah konflik sipil yang berkepanjangan.

Kementerian Kesehatan Sudan menyatakan, hingga kini tercatat sekitar 14.000 kasus infeksi kolera yang tersebar di beberapa wilayah terdampak.

Pemerintah mengeklaim terus berupaya untuk menekan penyebaran wabah ini, meskipun konflik yang telah merenggut lebih dari 150.000 jiwa sejak tahun lalu mempersulit distribusi bantuan kesehatan.

Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Sudan, Tom Perriello, menyebutkan bahwa perang saudara yang berlangsung sejak April 2023 menjadi salah satu faktor utama yang menghambat penyaluran bantuan.

Pertempuran antara angkatan bersenjata Sudan dan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) terus berkecamuk, membuat situasi kemanusiaan di negara tersebut semakin terpuruk.

Lembaga kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF) juga mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi dalam memberikan bantuan.

"Kami terus-menerus dihalangi oleh kedua pihak yang bertikai, respons kemanusiaan masih jauh di bawah apa yang dibutuhkan," ujar perwakilan MSF dikutip dari BBC.

Sudan kini dianggap sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Selain itu, peringatan akan terjadinya genosida terhadap non-Arab di wilayah Darfur Barat semakin menambah kekhawatiran.

Lebih dari sembilan juta penduduk telah meninggalkan rumah mereka akibat perang, sementara ancaman kelaparan terus membayangi karena gagal panen.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : BBC


TERBARU