> >

Serangan Israel ke Lebanon Bunuh Hampir 600 Orang Termasuk 50 Anak, 90 Ribu Penduduk Mengungsi

Kompas dunia | 25 September 2024, 22:13 WIB
Rumah yang hancur akibat serangan udara Israel di desa Khiam, terlihat dari kota Marjayoun, Lebanon selatan, Selasa, 24 September 2024. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Serangan Israel ke Lebanon sejak Senin (23/9/2024) lalu telah membunuh setidaknya 569 orang di Lebanon per Rabu (25/9). Dari ratusan korban tersebut, setidaknya 50 anak-anak dan 94 perempuan turut terbunuh.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan Israel telah membunuh 51 orang dan melukai 220 orang lainnya sepanjang Rabu (25/9) usai Israel melanjutkan serangan pengeboman masif di berbagai wilayah Lebanon.

Sementara itu, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan setidaknya 90.530 penduduk Lebanon terpaksa mengungsi sejak Israel mengirim serangan udara intens. Hampir 40.000 pengungsi dilaporkan tersebar di 283 titik.

Baca Juga: Pengamat Sebut Lebanon Berpeluang Diserang Separah Gaza, KBRI Ungkap 155 WNI Belum Dievakuasi

Salah satu pengungsi Lebanon, Souad Mahde menyebut atmosfer perang terasa hingga Beirut, tempatnya mengungsi saat ini. Souad mengungsi dari sebuah desa di dekat perbatasan Lebanon-Israel, wilayah yang kini paling terdampak serangan.

"Hari sebelum kemarin, serangannya mulai mendekat dan pesawat terdengar di angkasa. Kami ketakutan," kata Souad dikutip Al Jazeera, Rabu (25/9).

Souad menambahkan, lalu lintas dari utara ke selatan Lebanon kini dipenuhi pengungsi. Banyak penduduk dari selatan yang berupaya mencapai Beirut untuk mencari tempat berlindung.

"Perjalanan kami sangat lambat. Lalu lintasnya mengerikan. Sangat sulit. Kami bergerak sebentar lalu terhenti sebentar. Ada serangan di sana-sini hingga kami tiba di Beirut. Kami tiba pada malam hari," kata Souad.

"Bahkan di Beirut terasa atmosfer perang. Tentu saja, kami berada dalam peperangan."

Eskalasi Hizbullah dan Israel meningkat drastis usai teror ledakan alat komunikasi di Lebanon pada 17-18 September lalu. Teror ledakan alat komunikasi tersebut disusul Israel dengan serangan udara paling intens sejak kedua pihak terlibat bentrok berskala kecil mulai Oktober 2023.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU