> >

Manila Tegaskan Rudal AS Tetap di Berada di Filipina Utara meski China Kesal

Kompas dunia | 26 September 2024, 01:05 WIB
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr saat melihat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) M142 AS selama Latihan Gabungan Littoral Live Fire pada latihan militer bersama yang disebut Balikatan, Tagalog untuk bahu-membahu di stasiun Angkatan Laut di provinsi Zambales, Filipina utara pada Rabu, 26 April 2023 (Sumber: AP Photo)

MANILA, KOMPAS.TV – Filipina dan Amerika Serikat (AS) sepakat memperpanjang keberadaan sistem rudal canggih AS di Filipina utara.

Meski China terus menyuarakan kekhawatiran, sistem rudal ini tetap berada di sana tanpa batas waktu untuk memperkuat pertahanan Filipina. Hal ini diungkapkan dua pejabat Filipina, Rabu (25/9/2024). 

Pada bulan April lalu, Angkatan Darat AS membawa sistem rudal Typhon ke Filipina untuk latihan tempur bersama dengan militer Filipina. Rudal ini bisa menembakkan Rudal Standar-6 dan Tomahawk, senjata yang mampu menjangkau lebih dari 1.600 kilometer, menjadikan China sebagai target potensial. Walaupun latihan tempur telah usai, Filipina masih mempertimbangkan untuk tetap menempatkan rudal tersebut hingga tahun depan.

Meskipun sebelumnya dijadwalkan untuk dipindahkan pada akhir bulan ini, ada kemungkinan sistem rudal ini bertahan hingga April tahun depan, ketika Filipina dan AS akan menggelar latihan tempur Balikatan, yang berarti bahu-membahu dalam bahasa Tagalog.

China berkali-kali memperingatkan bahwa keberadaan rudal ini dapat mengganggu stabilitas kawasan. Namun, Menteri Pertahanan Filipina Gilberto Teodoro Jr. dengan tegas menolak campur tangan China.

"China khawatir? Itu urusan internal kami, mereka jangan ikut campur!" tegas Teodoro kepada wartawan.

"Kenapa mereka tidak menghancurkan senjata nuklir mereka dulu sebelum ngomong ke kita? Hapus rudal balistik mereka dan keluar dari Laut Filipina Barat dan Karang Mischief," tambahnya.

"Jangan melempar batu jika Anda tinggal di rumah kaca," tegas Teodoro. 

Baca Juga: Pasukan AS Sebut Punya Berbagai Opsi untuk Bantu Filipina Hadapi Agresi di Laut China Selatan

Sembilan garis putus-putus yang diklaim China di Laut China Selatan berdasarkan peta yang diberikan China ke PBB. China menolak permintaan Filipina yang mengajukan permohonan ke PBB untuk memperpanjang landas kontinen di Laut China Selatan dan mendapatkan hak eksklusif untuk mengeksploitasi sumber daya bawah laut, seperti dilaporkan media pemerintah hari Senin, 17/6/2024. (Sumber: Northwestern University)

Pernyataan keras ini merujuk pada perebutan Karang Mischief oleh China pada tahun 1995, yang kini telah menjadi salah satu pangkalan militer mereka di Laut Filipina Barat, atau dikenal juga sebagai Laut Cina Selatan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU