Rusia Murka atas Serangan Pager yang Tewaskan Warga Sipil di Lebanon, Israel Masih Bungkam
Kompas dunia | 18 September 2024, 21:00 WIB
MOSKOW, KOMPAS.TV – Rusia dengan tegas mengecam serangan lewat penyeranta atau pager di Lebanon pada Selasa (17/9/2024) yang menewaskan sedikitnya 12 orang termasuk anak-anak.
Moskow juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, serta mendoakan para korban luka cepat pulih.
Serangan yang diduga dilakukan melalui serangan siber itu mengakibatkan ledakan pager massal di Lebanon.
Sebelumnya, CNN melaporkan ledakan tersebut merupakan bagian dari "operasi gabungan antara intelijen dan militer Israel." Namun, otoritas Israel belum memberikan komentar terkait serangan tersebut.
Baca Juga: Pejabat AS: Israel Tanam Bahan Peledak dalam Pager Buatan Taiwan yang Dijual ke Hizbullah
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Rabu (18/9/2024), menegaskan serangan pager terhadap rakyat Lebanon merupakan pelanggaran besar terhadap kedaulatan negara tersebut dan tantangan serius terhadap hukum internasional.
"Kami mengutuk keras serangan tak terduga ini terhadap Lebanon yang bersahabat dan warganya, yang merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatannya dan tantangan serius terhadap hukum internasional dengan penggunaan senjata non-konvensional," ujar Zakharova.
"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kepada keluarga korban dan berharap pemulihan cepat bagi yang terluka."
Dilansir Al Jazeera, Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan banyak dari mereka yang membawa penyeranta adalah warga sipil.
Ia mengatakan sedikitnya 12 orang tewas akibat ledakan pager, termasuk empat tenaga medis, seorang bocah perempuan 8 tahun, dan anak laki-laki berusia 11 tahun.
Baca Juga: Fakta-Fakta Pager Meledak Serentak Hantam Hizbullah: Diduga Operasi Rahasia Israel
Zakharova menambahkan, Rusia menganggap rangkaian ledakan pager di Lebanon sebagai bagian dari perang hibrida yang ditargetkan kepada Lebanon.
"Sepertinya penyelenggara serangan teknologi tinggi ini secara sengaja berupaya memicu konfrontasi bersenjata skala besar dengan tujuan memprovokasi perang besar di Timur Tengah," katanya.
Dia juga menilai, di tengah ketegangan yang meningkat di perbatasan Lebanon-Israel, tindakan ceroboh seperti ini dapat memicu konsekuensi yang sangat berbahaya, serta mendorong eskalasi lebih lanjut.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : TASS, The New York Times