> >

Ekonomi China Melambat Bulan Agustus Saat Beijing Terus Berjuang Atasi Permintaan yang Lesu

Kompas dunia | 15 September 2024, 21:20 WIB
Ekonomi China melambat bulan Agustus 2024. Pekerja memuat dan mengemas kotak hadiah untuk Festival Pertengahan Musim Gugur mendatang, di luar sebuah supermarket di Beijing pada 11 September 2024. (Sumber: AP Photo)

BEIJING, KOMPAS TV — Ekonomi China mengalami pelemahan pada Agustus 2024 lalu, memperpanjang perlambatan di sektor industri dan harga properti, sementara Beijing menghadapi tekanan untuk meningkatkan pengeluaran guna merangsang permintaan.

Data Biro Statistik Nasional China yang dirilis pada Sabtu (14/9/2024), menunjukkan penurunan aktivitas sektor produksi industri, penjualan ritel, dan real estate dibanding Juli.

"Kita harus menyadari bahwa dampak negatif dari perubahan lingkungan eksternal terus meningkat," kata Liu Aihua, kepala ekonom biro tersebut dalam konferensi pers, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Minggu (15/9).

Liu menjelaskan bahwa permintaan di dalam negeri masih lemah, dan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan masih menghadapi berbagai tantangan.

China sedang bergulat dengan ekonomi yang lesu pasca-Covid 19, dengan permintaan konsumen yang lemah, tekanan deflasi yang berlanjut, dan kontraksi aktivitas pabrik.

Para pemimpin China telah meningkatkan investasi di sektor manufaktur untuk memacu ekonomi yang terhenti selama pandemi dan pertumbuhannya masih lebih lambat dari yang diharapkan.

Beijing juga menghadapi tekanan yang meningkat untuk menerapkan langkah-langkah stimulus berskala besar guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Ekonomi China Tumbuh 5,3% di Kuartal Pertama Melampaui Ekspektasi, Meski Masih Terdapat Titik Lemah

Ekonomi China melambat bulan Agustus 2024. Seorang pekerja memuat sepeda bersama dari truk di pinggir jalan di Beijing pada Kamis, 12 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Meskipun produksi industri naik 4,5% pada Agustus dibandingkan tahun lalu, angka ini turun dari pertumbuhan 5,1% pada Juli, menurut data yang dirilis biro tersebut.

Penjualan ritel tumbuh 2,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih lambat dari kenaikan 2,7% bulan lalu.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU