> >

Pemimpin Hamas Puji Hizbullah dan Chile atas Dukungan Melawan Israel dalam Perang Gaza

Kompas dunia | 14 September 2024, 15:17 WIB
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dalam sebuah acara di Gaza City, Jalur Gaza, Senin, 24 Mei 2021. (Sumber: AP Photo/John Minchillo)

GAZA, KOMPAS TV - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, atas dukungannya dalam perang yang terus berlangsung melawan Israel. 

Ucapan ini disampaikan dalam surat yang dirilis pada Jumat, 13 September 2024, oleh kantor media Hizbullah yang dikutip Associated Press.

Dalam surat tersebut, bertanggal hari Senin, Sinwar memuji tindakan kelompok-kelompok yang didukung Iran, menyebutnya sebagai "perbuatan terberkati" dalam mendukung Hamas sejak 7 Oktober. 

Pada hari itu, militan Hamas menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik sekitar 250 lainnya. 

Sinwar menyebut perang ini sebagai "salah satu pertempuran paling mulia bagi rakyat Palestina."

Sehari setelah serangan berdarah itu, Hizbullah mulai menyerang pos-pos militer Israel di sepanjang perbatasan, yang memicu serangan balasan hingga saat ini

Lebih dari 500 orang tewas di Lebanon akibat serangan Israel sejak 8 Oktober, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya, namun juga lebih dari 100 warga sipil. Di sisi utara Israel, 23 tentara dan 26 warga sipil tewas akibat serangan dari Lebanon.

Baca Juga: Yahya Sinwar Berterima Kasih pada Aljazair dalam Pernyataan Pertamanya sebagai Pemimpin Hamas

PM Israel Benjamin Netanyahu, kiri, di Ramat Gan, Israel, pada 8 Juni 2024, dan pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Gaza, 13 April 2022. Mereka musuh bebuyutan yang terkenal sebagai negosiator tangguh, dan tahu hasil perundingan akan menentukan warisan mereka. Dalam kasus Sinwar, soal hidup atau mati. (Sumber: AP Photo)

Krisis Gaza Meluas

Perang ini telah menyebabkan kehancuran besar dan memaksa sekitar 90% dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi, banyak yang harus berpindah tempat berkali-kali. PBB melaporkan bahwa perekonomian Palestina kini mengalami "kehancuran total."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU