PBB Pilih Terus Jalin Kontak dengan Taliban meski Ada Aturan Baru yang Makin Menekan Hak Perempuan
Kompas dunia | 1 September 2024, 01:30 WIBISLAMABAD, KOMPAS.TV – Meski penguasa Afghanistan memperketat aturan yang menekan perempuan dan memutus hubungan dengan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), organisasi kerja sama internasional itu memilih tetap menjalin kontak dan berhubungan dengan Taliban serta semua pemangku kepentingan di negara itu.
Stephane Dujarric, juru bicara PBB di New York, membela Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dan pemimpinnya, Roza Otunbayeva, yang menyebut aturan baru ini mencerminkan "gambaran suram" bagi masa depan Afghanistan.
Aturan baru yang disetujui pemimpin tertinggi Hibatullah Akhundzada, memperluas pembatasan yang selama ini sudah sangat membatasi hak-hak perempuan dan anak perempuan, hingga suara perempuan di luar rumah pun dianggap melanggar moral.
Setelah merebut kekuasaan pada 2021, Taliban mendirikan Kementerian untuk Penegakan Kebajikan dan Pencegahan Maksiat, dengan alasan bahwa aturan ini sesuai dengan interpretasi mereka terhadap hukum Syariah.
Baca Juga: Taliban Tolak Kritik PBB Soal Larangan Suara dan Wajah Perempuan di depan Umum
Taliban pun meminta dunia internasional, negara-negara, dan individu untuk menghormati nilai-nilai agama Islam.
Hari Jumat lalu, mereka mengumumkan kerja sama dengan UNAMA akan dihentikan karena kritik yang disampaikan oleh misi PBB tersebut.
"Kami sangat vokal tentang keputusan yang semakin menyingkirkan perempuan dari ruang publik di Afghanistan. Meski begitu, kami akan terus berhubungan dengan semua pemangku kepentingan di Afghanistan, termasuk Taliban," ujar Dujarric dalam konferensi pers.
"Kami selalu menjalankan mandat kami dengan cara yang adil dan dengan niat baik, selalu menegakkan norma-norma PBB, serta mendorong pesan-pesan tentang hak asasi manusia dan kesetaraan. Kami akan terus melaksanakan tugas kami sesuai mandat yang diberikan oleh Dewan Keamanan." tutur Dujarric.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press