> >

Pemerintah Israel Sediakan Anggaran untuk Biayai Serbuan Pemukim Ilegal ke Masjid Al Aqsa

Kompas dunia | 27 Agustus 2024, 21:30 WIB
Sebanyak 1200 Zionis Yahudi hari Senin, 13/8/2024, menyerbu masuk kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dengan perlindungan penuh dari pasukan polisi Israel lalu melakukan ritual ibadah Yahudi disana. (Sumber: Anadolu)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Pemerintah Israel untuk pertama kalinya akan menyediakan anggaran untuk membiayai serbuan pemukim ilegal ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, menurut laporan media lokal pada Senin (26/8/2024) malam waktu setempat.

Menurut media publik Israel KAN, kantor Menteri Warisan Budaya Amichai Eliyahu, seorang menteri ekstremis yang dikenal anti-Palestina, akan mengalokasikan dana sebesar 2 juta NIS atau shekel Israel yang setara Rp7 miliar untuk kegiatan ini. Proyek ini dilaporkan akan dilaksanakan dalam beberapa minggu ke depan.

KAN menambahkan, Kementerian Warisan Budaya sedang berkoordinasi dengan Kementerian Keamanan Nasional, yang dipimpin oleh ekstremis Itamar Ben-Gvir, untuk mendapatkan izin dari polisi Israel agar tur yang didanai bagi pemukim ilegal ke Masjid Al-Aqsa bisa dilakukan.

Hari Senin pagi, Ben-Gvir mengatakan kepada Radio Angkatan Darat Israel bahwa kebijakannya adalah "mengizinkan umat Yahudi untuk melakukan doa di dalam Temple Mount (sebutan untuk Masjid Al-Aqsa oleh Yahudi)." Ia menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sudah mengetahui kebijakan tersebut sebelum membentuk pemerintahan koalisi.

Ben-Gvir, yang memimpin Partai Kekuatan Yahudi, mengeklaim bahwa umat Yahudi memiliki hak untuk berdoa di Masjid Al-Aqsa dan bahkan menyatakan niatnya untuk membangun sinagoga di lokasi tersebut.

“Kebijakan saat ini mengizinkan doa di Temple Mount (Masjid Al-Aqsa). Ada hukum yang setara untuk Yahudi dan Muslim. Saya akan membangun sinagoga di sana,” kata Ben-Gvir.

Ini adalah pertama kalinya Ben-Gvir secara terbuka berbicara tentang pembangunan sinagoga di dalam Masjid Al-Aqsa. Namun, ia telah berulang kali menyerukan agar umat Yahudi diperbolehkan berdoa di situs tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Rencana Pendirian Sinagoga Yahudi di Kompleks Masjid Al-Aqsa: Ada Protes dan Kecaman Internal Israel

Polisi Israel mengawal anggota parlemen, Itamar Ben-Gvir (tengah), dan sekelompok pria Yahudi saat mereka masuk ke Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang berada di bawah pendudukan Israel sejak 1967, Minggu, 7 Agustus 2022. (Sumber: AP Photo/Mahmoud Illean)

Pernyataan Ben-Gvir datang di tengah semakin seringnya pemukim ilegal Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dengan dukungan penuh dari polisi Israel yang berada di bawah kendalinya.

Langkah ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap status quo yang telah ada sejak sebelum pendudukan Israel.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU