> >

Dirjen WHO: Virus Cacar Monyet atau Mpox Bisa Dihentikan

Kompas dunia | 25 Agustus 2024, 06:30 WIB
Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Wabah Mpox atau cacar monyet yang baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan, ujar Tedros, menggarisbawahi perlunya aksi kolektif dari berbagai pihak untuk mengatasi situasi. (Sumber: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

JENEWA, KOMPAS TV - Virus cacar jenis Mpox atau cacar monyet bisa dihentikan dan dikendalikan, menurut Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. 

Dalam pernyataannya yang dilaporkan Anadolu, Sabtu (24/8/2024), Tedros menegaskan pentingnya kerjasama global yang melibatkan lembaga internasional, pemerintah nasional dan lokal, masyarakat sipil, peneliti, serta produsen.

"Wabah Mpox yang baru ini dapat dikendalikan dan dihentikan," ujar Tedros, menggarisbawahi perlunya aksi kolektif dari berbagai pihak untuk mengatasi situasi ini.

Hingga saat ini, WHO menerima laporan lebih dari 100.000 kasus Mpox sejak wabah global dimulai pada 2022.

Afrika menjadi wilayah yang paling terdampak dengan peningkatan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Tedros mengungkapkan, 90 persen kasus yang dilaporkan pada 2024 berpusat di Republik Demokratik Kongo. Tahun ini saja, telah ada lebih dari 16.000 dugaan kasus dengan 575 kematian.

"Kami menyatakan virus ini sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Tedros, mengingatkan betapa seriusnya situasi ini.

Baca Juga: WHO Nyatakan Darurat Kesehatan Global Baru: Apa Itu Mpox, di Mana Terjadi, dan Cara Mencegah

Petugas kesehatan menangani pasien mpox di sebuah pusat perawatan di Munigi, Kongo timur, Senin, 19 Agustus 2024. (Sumber: AP Photo)

Selain itu, virus Mpox telah menyebar ke wilayah lain seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, yang berbatasan dengan Kongo.

Bahkan, kasus pertama juga dilaporkan di Thailand dan Swedia, dua negara yang sebelumnya tidak pernah mencatatkan kasus Mpox.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU